Future Simple Simple future tense digunakan untuk menyatakan kegiatan atau kejadian yang akan dilakukan pada masa yang akan datang. Kalimat simple future tense dapat dibentuk menggunakan will atau be going to. Pola I (will) (+) S + will + V1 (-) S + will + not + V1 (?) Will + S + V1 Pola II (will be + Adj/Adv/N) (+) S + will + be + Adj/Adv/N (-) S + will + not + be + Adj/Adv/N (?) Will + S + be + Adj/Adv/N Pola III (going to) (+) S + to be + going to + V1 (-) S + to be + not + going to + V1 (?) To be + S + going to + V1 Pola IV (going to + be + Adj/Adv/N) (+) S + to be + going to + be + Adj/Adv/N (-) S + to be + not + going to + be + Adj/Adv/N (?) To be + S + going to + be + Adj/Adv/N Contoh kalimat pola I: I will see you tomorrow. She will not come here next Sunday. Will Tom come tomorrow? Contoh kalimat pola II: I will be in class tomorrow. He will not be late. Will she be back for dinner? Contoh kalimat pola III: I am going to be swim tomorrow. He is not going to play football this ...
Transportasi publik merupakan salah satu indikator utama yang menentukan maju atau tidaknya sebuah kota. Makin memadai transportasi publik sebuah kota, makin lancar mobilitas manusia di kota tersebut sehingga roda perekonomian bisa berjalan lebih baik. Bagi kota-kota metropolitan, umumnya memilih transportasi berbasis rel sebagai transportasi publik. Transportasi publik berbasis rel dianggap lebih cepat dan lebih banyak mengangkut penumpang dibandingkan transportasi yang menggunakan jalan raya seperti bus. Terdapat beberapa istilah umum yang sering dipakai pada transportasi publik perkotaan berbasis rel. Beberapa istilah yang umum kita jumpai antara lain trem, LRT, MRT dan monorel. Masing-masing istilah memiliki perbedaan. Berikut adalah ulasan tentang perbedaaan antara trem, LRT, MRT dan monorel. 1. TREM Trem seringkali disebut juga dengan streetcar. Istilah trem dipakai untuk transportasi publik berbasis rel yang jalurnya sejajar dengan jalan raya. Hal terseb...
Perdebatan Antara Golongan Tua & Golongan Muda Proklamasi, ternyata didahului oleh perdebatan hebat antara golongan pemuda dengan golongan tua. Baik golongan tua maupun golongan muda, sesungguhnya sama-sama menginginkan secepatnya dilakukan Proklamasi Kemerdekaan dalam suasana kekosongan kekuasaan dari tangan pemerintah Jepang. Hanya saja, mengenai cara melaksanakan proklamasi itu terdapat perbedaan pendapat. Golongan tua, sesuai dengan perhitungan politiknya, berpendapat bahwa Indonesia dapat merdeka tanpa pertumpahan darah, jika tetap bekerjasama dengan Jepang. Karena itu, untuk memproklamasikan kemerdekaan, diperlukan suatu revolusi yang terorganisir. Soekarno dan Hatta, dua tokoh golongan tua, bermaksud membicarakan pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( PPKI ). Dengan cara itu, pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan tidak menyimpang dari ketentuan pemerintah Jepang. Sikap inilah yang tidak disetujui oleh golongan pemuda. Mereka men...
Comments
Salam kenal.
Lex dePraxis
UNLOCKED!