Bumi di Bawah, Langit di Atas

*Ringkasan Kajian*
_*Bumi di Bawah, Langit diatas*_

_Ustadz Dr. Musyaffa ad Darini, Lc, MA_

Setelah memuji Allah ﷻ dan bershalawat kepada Rasulullah ﷺ, beliau mengingatkan betapa pentingnya niat tulus dan urgensi nasihat.

✅Ilmu itu tidak ada tandingannya apabila didasari dengan *niat tulus (ikhlas)*.

❓Bagaimana caranya agar niat kita tulus dalam menuntut ilmu?

➡1. Benar-benar mengharapkan pahala dari Allah ﷻ
➡2. Berniat untuk menghilangkan kejahilan dari diri kita dan orang-orang di sekitar kita
➡3. Benar-benar ingin mengamalkan ilmu yang kita dapatkan dari kajian (majelis ilmu) sebab tidak akan berguna apabila ilmu tanpa amal, layaknya pohon yang tidak ada buahnya sama sekali

✅ *Nasihat* adalah salah satu bentuk kasih sayang orang lain.

🔽Maka, ketika menerima nasihat, haruslah berlapang dada, jangan tersinggung atau merasa tersudutkan. Lihatlah itu sebuah kebaikan bagi diri kita.

🖲Tujuan dari tema yang akan dibahas ini ialah agar meletakkan sesuatu pada tempatnya dan agar mengubah keadaan dari yang kurang tepat menjadi tepat, juga meluruskan dari yang salah menjadi benar.

Beberapa keadaan yang ada pada sebagian masyarakat yang kurang tepat dan patut menjadi perhatian kita antara lain sebagai berikut.

┏━━━━━━━━━━━━━━┓
*RUMUSAN KENYATAAN*
┗━━━━━━━━━━━━━━┛

*1⃣Lebih Mementingkan (Mengejar) Urusan Dunia, Daripada Mengejar Akhirat*

🔰Sebagian masyarakat lebih semangat untuk memilih jurusan dunia, daripada jurusan yang berhubungan dengan akhirat, semisal memilih jurusan studi pendidikan. Kemudian, lebih bersemangat dalam investasi dalam urusan dunia ketimbang investasi di jalan Allah ﷻ. Padahal sejatinya tidak ada harta yang kita bawa setelah kematian melainkan amal jariyah. Perkara urusan dunia dia cari yang paling spesial (kualitas baik), akan tetapi dalam masalah agama tidak terlalu diperhatikan dan terkesan asal-asalan. Melihat fenomena seperti ini, maka selayaknya kita jadikan semisal kajian ilmu sebagai rutinitas agar ilmu agama kita terus _terupdate_. Kita pun senantiasa berusaha untuk terus menambah ilmu agama, bersemangat dalam investasi untuk akhirat, mencari umur kedua, yaitu amal jariyah.

Allah ﷻ berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

Terjemah Arti: _Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu._ (QS. Muhammad ayat 7)

Tentunya, sebagai hamba Allah ﷻ yang beriman, perkara kita hidup di dunia ini tidak lain kecuali dalam rangka mengejar akhirat dan beribadah kepada Allah ﷻ semata.

Allah ﷻ berfirman :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْأِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُون
_’’Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu’’._ (Surat Adz-Dzariyaat ayat 56)

*2⃣Tidak Memprioritaskan Kajian Tentang Tauhid*

Padahal, tauhid adalah fondasi dasar alam agama. Kalaulah tauhid kita lemah, maka tentu bangunan syariat kita pun lemah. Dan tidaklah agama dijadikan hanya sebagai pengetahuan saja.

Allah ﷻ berfirman :

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ 
_“Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu Wahai Muhammad (Nabi-nabi) dan orang-orang sebelummu bahwa "Apabila kamu berbuat syirik Maka sungguh akan batal amalanmu dan jadilah engkau termasuk orang-orang yang merugi"._ (QS. Az-Zumar: 65)

*3⃣Menganggap Ringan (Remeh) Dosa-dosa Kesyirikan*

Sedangkan dosa selain syirik dianggap berat. Ini keadaan yang timpang. Sebab, KESYIRIKAN ADALAH DOSA YANG PALING BESAR, KEZHALIMAN YANG PALING BESAR KEMURKAAN YANG PALING BESAR !

Rasulullah ﷺ bersabda :

أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ (ثَلَاثًا)، قَالُوْا: بَلَى، يَا رَسُوْلَ اللهِ. قَالَ: اَلْإِشْرَاكُ بِاللهِ وَعُقُوْقُ الْوَالِدَيْنِ -وَجَلَسَ وَكَانَ مُتَّكِئًا فَقَالَ-: أَلَا وَقَوْلُ الزُّوْرِ. قَالَ: فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْنَا لَيْتَهُ سَكَتَ.

_“Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang dosa-dosa besar yang paling besar?” (Beliau mengulanginya tiga kali) Mereka (para Shahabat) menjawab, “Tentu saja, wahai Rasûlullâh.” Beliau bersabda, “Syirik kepada Allâh, durhaka kepada kedua orang tua.” –Ketika itu beliau bersandar lalu beliau duduk tegak seraya bersabda:– “Dan ingatlah, (yang ketiga) perkataan dusta!” Perawi berkata: “Beliau terus mengulanginya hingga kami berharap beliau diam.”_ [Shahih: HR. al-Bukhâri (no. 2654) dan Muslim (no. 87)]

Allah ﷻ berfirman :

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا

_"Sesungguhnya Allâh tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allâh, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar._ [An-Nisâ`/4:48]

💬Nasihat: Tinggalkan budaya yang berbau kesyirikan ! Kesyirikan dimana pun tidak diinginkan dalam ISLAM.

*4⃣Lebih Mementingkan Tempat yang Mustajab daripada Mementingkan Waktu yang Mustajab dalam Berdoa*

Dalil-dalil yang ada menunjukkan bahwa:
Tempat < Waktu

Rasulullah menjelaskan waktu yang mustajab di antaranya:

• Di antara adzan dan iqamah,

Rasulullah ﷺ bersabda :

الدعاء لا يرد بين الأذان والإقامة

_“Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak”_ (HR. Tirmidzi, 212, ia berkata: “Hasan Shahih”)

• Sepertiga malam terakhir,

Rasulullah ﷺ bersabda :

ينزل ربنا تبارك وتعالى كل ليلة إلى السماء الدنيا ، حين يبقى ثلث الليل الآخر، يقول : من يدعوني فأستجيب له ، من يسألني فأعطيه ، من يستغفرني فأغفر له

_“Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman: ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni‘”_ (HR. Bukhari no.1145, Muslim no. 758)

• Ketika sedang sujud dalam shalat,

Rasulullah ﷺ bersabda :

أقرب ما يكون العبد من ربه وهو ساجد . فأكثروا الدعا

_“Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu”_ (HR. Muslim, no.482)

Waktu-waktu mustajab dalam berdoa yang lain ialah ketika orang berpuasa, safar, dan juga doanya orang tua pada anaknya.

*5⃣Kepada Teman-teman Ia Menghormati, Kepada Orang Tua Malah Sebaliknya*

Mungkin di antara kita perhatian, peduli, sopan, bahkan rela berkorban kepada teman-teman, akan tetapi jika hal tersebut ditujukan kepada orang tua belum tentu demikian. Inilah yang terjadi pada sebagian masyarakat kita.

Allah ﷻ berfirman :
وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَىٰ أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ۚ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

_“Dan apabila keduanya memaksamu mempersekutukan sesuatu dengan Aku yang tidak ada pengetahuanmu tentang Aku maka janganlah kamu mengikuti keduanya dan pergaulilah keduanya di dunia dengan cara yang baik dan ikuti jalan orang-orang yang kembali kepada-Ku kemudian hanya kepada-Ku lah kembalimu maka Aku kabarkan kepadamu apa yang kamu kerjakan”_ [Luqman : 15]

*6⃣Begitu Mudah Merendahkan Pemimpin*

Saat tahun politik sedang berlangsung, sudah hal lazim kita temukan di lapangan bahwa sebagian kaum muslimin mengghibah pemimpinnya sendiri, bahkan mencela, mencaci-maki, dan fitnah sana-sini. Naudzubillah. Padahal, mengghibah orang lain diharamkan apalagi terhadap pemimpin.

Allah ﷻ berfirman :

وَلاَ يَغْتِبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ وَاتَّقُوْا اللهَ إِنَّ اللهَ تَوَّابٌ رَحِيْمٌ
_“Dan janganlah sebagian kalian mengghibahi sebagian yang lain. Sukakah salah seorang dari kalian memakan daging bangkai saudaranya yang telah mati, pasti kalian membencinya. Maka bertaqwalah kalian kepada Allah, sungguh Allah Maha Menerima taubat dan Maha Pengasih”._ [Al Hujurat :12]

Tujuan yang baik tidak bisa membuat sesuatu itu menjadi baik. Maka, untuk menasihati pemimpin ada caranya dalam Islam, dengan cara yang arif (bijaksana), sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ berikut ini.

Dari Ibnu Hakam meriwayatkan, bahwa Nabi bersabda, _”Barangsiapa yang ingin menasihati pemimpin, maka jangan melakukannya secara terang-terangan. Akan tetapi, nasihatilah dia di tempat yang sepi. Jika menerima nasihat, itu sangat baik. Dan bila tidak menerimanya, maka kamu telah menyampaikan kewajiban nasihat kepadanya.”_ [HR Imam Ahmad]

Taat kepada pemimpin merupakan perintah Allah ﷻ langsung kepada hamba-hamba-Nya.

Allah ﷻ berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنكُمْ

_“Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul-(Nya) dan ulil amri di antara kalian.”_ [An-Nisaa: 59]

Dalam tafsir Ibnu Katsir, ulil amri terdiri dari ulama dan umara' (pemerintah).

Berdoalah untuk kebaikan kepada pemimpin !

Sebagaimana perkataan Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah: _“Jikalau aku mempunyai do’a yang baik yang akan dikabulkan, maka semuanya akan aku tujukan bagi para pemimpin.”_

*7⃣Ingin Dihormati Mayatnya dengan Cara Islam, Tapi Tidak Hidup dengan Cara Islam*

Kenyataan yang ada pada sebagian kaum muslimin, mereka ingin pada saat meninggal dunia, diperlakukan dengan tata cara Islam. Namun, ketika mereka masih hidup, amal perbuatan mereka jauh dari tuntunan agama Islam. Betapa keadaan ini tidak berdasar pada kenyataan yang diharapkan.

*8⃣Lebih Memperhatikan Penjagaan Diri Secara Lahir, Tapi Tidak Memperhatikan Penjagaan Diri Secara Batin*

Sesuatu yang tidak tampak dan berbahaya terkadang tidak menjadi perhatian oleh sebagian kaum muslimin. Salah satunya yaitu penyakit 'ain. Penyakit pandangan mata ini disebabkan oleh pandangan orang lain yang diikuti rasa hasad atau takjub, terutama terjadi pada anak-anak.

Rasulullah ﷺ bersabda :

ﺍﻟﻌﻴﻦ ﺣﻖُُّ ﻭﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﺷﻲﺀ ﺳﺎﺑﻖ ﺍﻟﻘﺪﺭ ﻟﺴﺒﻘﺘﻪ ﺍﻟﻌﻴﻦ

_“Pengaruh ‘ain itu benar-benar nyata (ada), seandainya ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, ‘ainlah yang dapat melakukannya”_ (HR. Muslim)

Do’a yang biasa diucapkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meminta perlindungan untuk Hasan dan Husain, yaitu:

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانِِ وَ هَامَّةِِ وَ مِنْ كُلِّ عَيْنِِ لامَّةِِ

_“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang telah sempurna dari godaan setan, binatang beracung dan dari pengaruh ‘ain yang buruk.”_ (HR. Bukhari dalam kitab Ahaditsul Anbiya’: 3120)

Demikian kurang lebih penjelasan yang telah disampaikan.

والله أعلم بالصواب

_✍ Akhi Reza Firdaus_
Kajian duha di Masjid Besar Ar'Rayah
23-02-2019

〰〰〰〰〰〰〰
📌 follow this link to joint:
↪ https://chat.whatsapp.com/ISLJ47Mz7K7AwezvVql2NX
------------------------------
🗣 admin grup WA 🚹BIS 🚺B3 
📱 081278045229
〰〰〰〰〰〰〰
✒ Sumber: dauroh islamiyah the ghuroba/kips
Editor & Repost by:
Grup Kajian Islam Ilmiah,

*"THE GHUROBA"*

Berbagi faedah ilmu syar'i, info kajian  Nusantara & Manca Negara.
📹 video dan audio streaming,
---------------------------------
https://www.instagram.com/the.ghuroba/
-------------------------
https://m.facebook.com/PalembangMengaji/
-----------------------
https://m.youtube.com/channel/UCW-4tOwjHOgmxY0PGfqktRQ
----------------------————
Silahkan disebarluaskan tanpa merubah isinya...semoga menjadi ladang amal jariyah bagi kita, barakallahu fiikum.
-------------------------
#payoongaji
#dakwahtauhid
#theghuroba
#berbagiilmusyar'i
#berilmubaruberamal

Comments

Popular posts from this blog

Future Tense, Future Continuous Tense, Future Perfect Tense, And Future Perfect Continuous Tense (Versi Indonesia)