SEBAGAI RAKYAT INDONESIA

Dari Ummu Salamah radhiallahu anha bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

سَتَكُونُ أُمَرَاءُ فَتَعْرِفُونَ وَتُنْكِرُونَ فَمَنْ عَرَفَ بَرِئَ وَمَنْ أَنْكَرَ سَلِمَ وَلَكِنْ مَنْ رَضِيَ وَتَابَعَ قَالُوا أَفَلَا نُقَاتِلُهُمْ قَالَ لَا مَا صَلَّوْا

“Akan datang para penguasa, kalian mengenal mereka namun kalian mengingkari (perbuatan mereka). Maka siapa yang tahu (kemungkarannya) maka hendaklah berlepas diri, dan barangsiapa yang mengingkari maka dia telah selamat. Akan tetapi (yang berdosa adalah) siapa yang ridha dan mengikuti.” Para sahabat bertanya, “Bolehkah kami memerangi mereka?” Beliau menjawab: “Tidak! Selama mereka masih shalat.” (HR. Muslim no. 1854)

Indonesia adalah negara yang memiliki populasi muslim terbesar di dunia namun sedikit yang mengenal ajaran agamanya dengan benar. presiden Indonesia saat ini adalah dari golongan muslim dan beliau masih mendirikan sholat sehingga ahlul sunnah seharusnya tunduk terhadap dallil berikut ini:

سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ وَقِتَالُهُ كُفْرٌ

"Mencela seorang mukmin adalah kefasikan, sedang membunuhnya adalah kekafiran," [HR Bukhari: 48, Muslim: 64]

boleh kah kita memberontak terhadap pemerintah yang bathil?
jawabannya adalah TIDAK kecuali pada hal yang menuju kekafiran

bagaimana menasihati pemerintah/pemimpin?

sampaikan lah dengan halus dan diam-diam

مَنْ أَرَادَ أَنْ يَنْصَحَ لِذِيْ سُلْطَانٍ فَلاَ يُبْدِهِ عَلاِنِيَةً وَلَكِنْ لِيَأْخُذْ بِيَدِهِ فَيَخْلُوْ بِهِ فَإِنْ قَبِلَ مِنْهُ فَذَاكَ وَإِلاَّ كَانَ قَدْ أَدَّى الَّذِيْ عَلَيْهِ

“Barang siapa ingin menasihati seorang penguasa maka jangan ia tampakkan terang-terangan, akan tetapi hendaknya ia mengambil tangan penguasa tersebut dan menyendiri dengannya. Jika dengan itu, ia menerima (nasihat) darinya maka itulah (yang diinginkan) dan jika tidak menerima maka ia (yang menasihati) telah melaksanakan kewajibannya.” (Sahih, HR. Ahmad, Ibnu Abu ‘Ashim dan yang lain, disahihkan oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Zhilalul Jannah, no. 1096—1098, lihat pula takhrijnya dalam kitab Mu’amalatul Hukkam)

apabila sudah dinasihati namun tetap tidak ada perubahan?
maka bersabarlah. ingat lah bagaimana dzholimnya Namrudz dan Fir'aun di masa Ibrahim 'alaihi sallam dan Musa 'alaihi sallam, adakah sosok pemimpin yang lebih dhzolim atau menyamai mereka pada zaman ini?
Fir'aun sesungguhnya telah melampaui batas dan menganggap dirinya Tuhan yang merupakan kebathilan yang sangat besar. 
berkata Fir'aun
"Aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku.” (QS. Al-Qashash: 38)

lalu bagaimana Allah menyuruh Musa 'alaihi sallam dibantu Harun 'alaihi sallam mendakwahi kekeliruan Fir'aun?

اذْهَبَا إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى

“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.” (QS. Thaahaa: 44)

فَقُلْ هَلْ لَكَ إِلَى أَنْ تَزَكَّى () وَأَهْدِيَكَ إِلَى رَبِّكَ فَتَخْشَى

“Dan katakanlah (kepada Fir'aun): "Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)" Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada-Nya?".” (QS. Al-Naazi’aat: 18-19)

terhadap Fir'aun pun Allah menyuruh nabiNya berdakwah dengan lemah lembut

kenapa Musa 'alaihi sallam sampai bertempur? bukan kah beliau diperintahkan berlemah lembut dalam berdakwah?
Musa 'alaihi sallam berperang dengan pasukan Fir'aun karena Fir'aun yang memulai perang sehingga hukum kejadian ini Musa 'alaihi sallam adalah membela keselamatan diri. meskipun pasukan Musa 'alaihi sallam akhirnya melarikan diri ke laut merah, lihatlah Allah menjaga hambaNya 

 وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُ بَغْيًا وَعَدْوًا ۖ حَتَّىٰ إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Dan Kami selamatkan Bani Israil melintasi laut kemudian Fir'aun dan bala tentaranya mengikuti mereka untuk menzalimi dan menindas (mereka). Sehingga ketika Fir'aun hampir tenggelam dia berkata, "Aku percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil dan aku termasuk orang-orang muslim (berserah diri)" (Q.S. Yunus 90)

Apakah yang membunuh Fir'aun pada akhirnya? bukan pedang atau tombak nabi Musa atau nabi Harun 'alaihi sallam, namun mahluk Allah yang sangat lembut di dunia ini, yaitu air. kelembutan sendiri yang membunuh kebathilan atas izin Allah

-Palembang, 27 Juni 2018, RIF-

Comments

Popular posts from this blog

Future Tense, Future Continuous Tense, Future Perfect Tense, And Future Perfect Continuous Tense (Versi Indonesia)