ASAL USUL TERBENTUKNYA MINERAL EMAS (Au)
Emas
termasuk unsur berat karena memiliki massa atom yang besar. Karena itu, emas di
bumi terletak di dekat inti bumi. Sejumlah proses geologi membuat emas yang ada
di magma bumi naik ke kerak hingga permukaan bumi. Emas tidak ditemukan sebagai
logam tunggal di alam, biasanya berasosiasi dengan logam lain, seperti tembaga,
seng, timbal, aluminium, atau molibdenum.
Emas
terbentuk melalui proses mineralisasi atau terbentuknya mineral yang mengandung
unsur-unsur logam tertentu. Mineralisasi berasal dari proses lebur kembalinya
sebagian kerak Bumi menjadi magma akibat tumbukan kerak (lempeng) benua dan
kerak samudera yang menghasilkan panas tinggi. Magma yang cair itu akan
bergerak ke permukaan Bumi melalui zona-zona lemah. Zona ini salah satunya
terbentuk dari pecahnya batuan akibat tumbukan antar lempeng. Mineralisasi juga
bisa terjadi akibat terbentuknya zona permeable
(dapat dilewati cairan) yang memungkinkan magma menuju permukaan. Sebaliknya,
zona permeabel memungkinkan air di
permukaan Bumi merembes ke dalam Bumi. Air itu akan bereaksi dengan magma bumi
hingga magma mengalami pendinginan dan membeku membentuk padatan yang
mengandung mineral tertentu, termasuk emas.
Emas
merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar
antara 2,5 – 3 (skala Mohs), massa jenisnya 19,3 gr/cm3. Warnanya
kuning emas, kekerasaannya rendah sehingga dapat dipotong dengan pisau dan
mudah diubah bentuknya. Bentuknya di alam tidak teratur, ukuran butirnya
bervariasi tetapi sering kali mikroskopis dan bahkan sukar dilihat.
Mineral
pembawa emas biasanya berpadu dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral
ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah
kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berpadu dengan endapan
sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida,
sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang.
Emas
berasal dari suatu reservoar yaitu
inti bumi dimana air magmatik yang mengandung ion sulfida, ion klorida, ion
natrium, dan ion kalium mengangkut logam emas ke permukaan bumi. Kecenderungan
terdapatnya emas terdapat pada zona epithermal atau disebut zona alterasi
hidrothermal. Zona alterasi hidrotermal merupakan suatu zona dimana air yang
berasal dari magma atau disebut air magmatik bergerak naik kepermukaan bumi.
Celah dari hasil aktivitas gunungapi menyebabkan air magmatik yang bertekanan
tinggi naik ke permukaan bumi. Saat air magmatik yang berwujud uap mencapai
permukaan bumi terjadi kontak dengan air meteorik yang menyebabkan ion sulfida
dan ion klorida yang membawa emas terendapkan. Air meteorik biasanya menempati
zona-zona retakan-retakan batuan beku yang mengalami proses alterasi akibat
pemanasan oleh air magmatik. Seiring dengan makin bertambahnya endapan dalam
retakan-retakan tersebut, semakin lama retakan-retakan tersebut tertutup oleh
akumulasi endapan dari logam-logam yang mengandung ion-ion kompleks yang
mengandung emas. Zona alterasi yang potensial mengandung emas dapat diidentifikasi
dengan melihat lapisan pirit atau tembaga pada suatu reservoar yang tersusun
atas batuan intrusif misalnya granit atau diorite.
Emas
terbentuk dari proses magmatisme atau pengendapan di permukaan. Beberapa
endapan terbentuk karena proses metasomatisme yaitu kontak yang terjadi antara
bebatuan dengan air panas (hydrothermal) atau fluida lainnya. Genesis emas
dikategorikan menjadi dua yaitu endapan primer dan endapan plaser. Berdasarkan
temperatur, tekanan dan kondisi geologi pada saat pembentukan emas dapat dibagi
menjadi 3 jenis, yaitu :
1)
Endapan Hipotermal
Endapan
ini terbentuk pada temperatur ≈
300°C - 600°C pada kedalaman > 12.000 meter. Endapan ini merupakan endapan
urat (vein) dan penggantian (replacement) yang terbentuk pada temperatur dan
tekanan tinggi. Pada endapan ini, biasa terdapat mineral logam yang berupa
bornit, kovelit, kalkosit, kalkopirit, pirit, tembaga, emas, wolfram,
molibdenit, seng dan perak. Mineral logam tersebut berasosiasi dengan mineral -
mineral pengotor seperti piroksen, amfibol, garnet, ilmenit, spekularit,
turmalin, topaz, mika hijau dan mika cokelat.
2)
Endapan Mesotermal
Endapan
ini terbentuk pada suhu 200-4000C dan kedalaman bekisar 3.000 meter sampai
12.000 meter. Endapan ini terletak agak jauh dari tubuh intrusi, maka sumber
panas yang utama berasal dari fluida panas yang bergerak naik dari lokasi
intrusi menuju lokasi terbentuknya endapan ini. Fluida tersebut berasal dari
meteorik water yang masuk menuju lokasi intrusi dan mengalami pemanasan yang
selanjutnya naik menuju lokasi endapan mesotermal.
Logam
utama yang terdapat pada endapan ini antara lain emas, perak, tembaga, seng dan
timbal. Mineral bijih yang ditemukan berupa sulfida, arsenida, sulfantimonida,
dan sulfarsenida. Pirit, kalkopirit, sfalerit, galena, tetrahedrit, dan
tentalit serta emas stabil merupakan mineral bijih yang paling banyak
ditemukan. Mineral pengotor yang dominan adalah kuarsa namun selain itu juga
dijumpai karbonat seperti kalsit, dolomit, ankerit dan sedikit siderit, florit
yang merupakan asosiasi penting.
3)
Endapan epitermal
Endapan
ini terbentuk pada suhu 50°C - 250°C yang berada dekat permukaan bumi dan
terletak pada kedalaman paling jauh dari tubuh intrusi, dan terbentuk pada
kedalaman 1 km . Sumber panas yang utama pada endapan ini berasal dari fluida
panas yang bergerak naik dari lokasi intrusi menuju lokasi terbentuknya endapan
ini. Dengan kata lain, fluida panas tersebut telah melewati zona endapan
mesotermal.
Comments