Keputusan Nyeleneh Presiden Amerika Tentang Yarusalem Melukai Perdamaian

Keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel menuai kemarahan dari para pemimpin dunia. Banyak yang merasa langkah pemerintah AS tersebut mengancam stabilitas di seluruh wilayah, dan menghancurkan prospek pencapaian perdamaian antara Israel dan Palestina. Pemerintah AS juga akan memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Dilansir dari Al Jazeera, Kamis (7/12/2017), berikut beberapa negara yang bereaksi terhadap keputusan Trump.

Presiden Lebanon, Michel Aoun, menyebut keputusan AS mengancam proses perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah.

Pemerintah Yordania, menganggap keputusan tersebut ilegal.

"Keputusan tersebut mengawali status final dari negoisasi yang dapat memicu kemarahan, dan mengobarkan emosi umat Islam dan Kristen di seluruh negara Arab dan Islam," kata juru bicara pemerintah Yordania, Mohammad Al Momani.
Israel menduduki Yerusalem Timur pada akhir Perang 1967 dengan Suria, Mesir, dan Yordania, yang menempatkan seluruh kota di bawah kendali Israel secara de facto.
Masyarakat internasional tidak pernah mengakui klaim Israel atas seluruh Yerusalem.

Menteri Luar Negeri Qatar,Sheik Mohammed bin Abdulrahman mengatakan. keputusan Trump merupakan hukuman mati bagi semua orang yang mencari kedamaian.

warga Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka. Sementara, Israel bersikeras kota ini adalah ibu kota yang bersatu, dan tak dapat dibagi.

Presiden Perancis, Emmanuel Macron, menuliskan tanggapannya di Twitter.
"Pemerintah Perancis tidak menyetujui keputusan tersebut dan mendukung solusi dua negara, Israel dan Palestina, sehingga hidup damai dan aman, dengan Yerusalem sebagai ibu kota kedua negara," tulis Macron.

Sementara itu, Pemerintah Pakistan menilai langkah Trump merupakan pelanggaran jelas terhadap hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan perlindungan status Yerusalem menjadi sangat penting saat ini. Berbeda dengan mereka, sambutan terhadap keputusan Trump ditanggapi dengan suka cita di Israel.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan keputusan Trump soal Yerusalem menjadi hari bersejarah bagi negaranya.
Menurutnya, Yerusalem telah menjadi ibu kota Israel selama hampir 70 tahun.
"Yerusalem menjadi fokus dari harapan, impian, dan doa kami selama 3.000 tahun. Yerusalem telah menjadi ibu kota orang-orang Yahudi selama 3.000 tahun," katanya dalam sebuah pernyataan.

Presiden Israel, Reuven Rivlin, juga menyambut baik pengumuman Trump. Dia mengatakan tidak ada lagi hadiah yang pantas dan seindah itu, ketika mendekati 70 tahun kemerdekaan Israel. "Pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel, dan relokasi semua kedutaan ke kota itu, merupakan tanda pengakuan hak orang-orang Yahudi ke tanah kami," ujarnya.

Indonesia Galang Dukungan OKI Menentang Kebijakan Trump atas Yerusalem

Indonesia menggalang dukungan dari negara-negara Islam untuk menentang kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
"Kita sudah menghubungi hampir semua negara Islam untuk ini," ujar Presiden Joko Widodo di Ruang Teratai, Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/12/2017) siang.
Hasil penggalangan dukungan itu, Organisasi Kerjasama Islam (OKI) akan menggelar sidang di Istanbul, Turki, 13 Desember 2017. PresidenJokowi bakal hadir dalam sidang tersebut.
"Kita komunikasi terus sehingga muncul tanggal 13 di di Turki, Istanbul itu," ujar dia.
"Pengakuan sepihak tersebut melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB yang Amerika serikat jadi anggota tetapnya. Ini bisa mengecam stabilitas keamanan dunia," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, ia dan rakyat Indonesia tetap konsisten bersama rakyat Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaan dan haknya sesuai UUD 1945.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi menyampaikan bahwa Indonesia mengutuk keras pengakuan AS tersebut.
Pernyataan tersebut disampaikan Menlu Retno dalam pidatonya pada Bali Democracy Forum (BDF) ke-10, di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Serpong, Tangerang, Banten, Kamis.
"Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengumumkan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Indonesia mengutuk pengakuan ini," ujar Retno.
Retno menegaskan, sebagai negara demokrasi, Amerika Serikat seharusnya tahu apa arti kata demokrasi.
Ia menunjukkan syal Palestina yang dikenakan dilehernya sebagai bentuk dukungan dan komitmen Indonesia untuk negara tersebut.
Retno menambahkan, Indonesia akan selalu bersama-sama dengan rakyat Palestina untuk mendukung hak-hak mereka yang selama ini banyak direnggut oleh Israel.
"Saya berdiri di sini, mengenakan scraf Palestina untuk menunjukkan komitmen kuat Indonesia. Untuk menunjukkan komitmen kuat masyarakat Indonesia, untuk selalu bersama dengan masyarakat Palestina, untuk hak-hak mereka," ucap Retno.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Rabu (6/12/2017) waktu setempat.
"Israel adalah negara yang berdaulat dengan hak seperti setiap negara berdaulat lainnya untuk menentukan ibu kotanya sendiri," kata Trump dalam pidatonya di Gedung Putih, seperti dilansir dari AFP.
Pemerintah AS juga memulai memproses perpindahan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Aksi ini merupakan salah satu pemenuhan janji kampanyenya kepada para pemilihnya.
"Pengakuan ini merupakan sebuah fakta penting untuk mencapai perdamaian," tambahnya

Jokowi: Indonesia Mengecam Pengakuan Sepihak AS atas Yerusalem


Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa Indonesia mengecam keras pengakuan sepihak Amerika serikat terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Pemerintah Indonesia, kata Jokowi, meminta Amerika Serikat mempertimbangkan kembali langkah tersebut.
"Indonesia mengecam keras pengakuan sepihak Amerika Serikat terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan meminta AS mempertimbangkan kembali keputusan tersebut," kata Jokowi dalam jumpa pers di Istana Bogor, Kamis (7/12/2017).
"Pengakuan sepihak tersebut melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB yang Amerika Serikat jadi anggota tetapnya. Ini bisa mengecam stabilitas keamanan dunia," tambah Kepala Negara.
Jokowi mengatakan, ia dan rakyat Indonesia tetap konsisten bersama rakyat Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaan dan haknya sesuai UUD 1945.
Dalam beberapa hari ini, pemerintah telah berkomunikasi dengan negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Pemerintah mendorong agar OKI segera melaksanakan sidang khusus atas pengakuan sepihak ini pada kesempatan pertama.
Pemerintah RI juga meminta PBB segera bersidang serta menyikapi pengakuan sepihak AS.
"Saya perintahkan Menlu untuk memanggil Dubes AS untuk langsung menyampaikan sikap Pemerintah Indonesia," kata Jokowi.
Dalam jumpa pers ini, Jokowi didampingi sejumlah menteri kabinet kerja, antara lain Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara. Selain itu, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi.

sumber :

Comments

Popular posts from this blog

Future Tense, Future Continuous Tense, Future Perfect Tense, And Future Perfect Continuous Tense (Versi Indonesia)