Sebuah Renungan Tentang Subuh

Halo para sahabat, masih bersama saya tentunya yang punya blog ini.
saya cuman mau copy paste saja apa yang saya dapat dari WA pagi ini. mungkin bisa jadi renungan bersama buat kita semua.

KEJAMNYA WAKTU SUBUH
  Oleh:Abu Qomar Al Faruq

Saudaraku,
Saya yakin di antara kita sdh mengetahui keistimewaan waktu Subuh. Hari ini ada baiknya kita melihat waktu Subuh dgn kacamata yg lain, yaitu dari bahaya waktu Subuh bila kita tidak dapat memanfaatkannya. 

Allah bersumpah dalam Al Fajr : “Demi fajar (waktu subuh)”.

Kemudian dalam Al Falaq, Allah mengingatkan:

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ 

“Katakanlah! Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai waktu subuh”

Ada apa di balik waktu Subuh.. ?

Mengapa Allah bersumpah demi waktu Subuh.. ?

Mengapa harus berlindung kpd yang menguasai waktu Subuh.. ?

Apakah waktu Subuh sangat berbahaya.. ?

Ya, ternyata waktu Subuh benar-benar sangat berbahaya.. !

Waktu Subuh lebih kejam dari sekawanan perampok bersenjata api.

Waktu Subuh lebih menyengsarakan dari derita kemiskinan.

Jika ada sekawanan perampok menyatroni rumah kita, dan mengambil paksa semua barang kita: uang dan semua perhiasan emas digondolnya. Uang cash puluhan juta ditilepnya. Laptop, yang berisi data2 penting kita juga diembatnya. Eh, mobil yg belum lunas juga dembatnya dan rumah kita dibakarnya.

Bagaimana rasa pedih hati kita menerima kenyataan ini.. ?

Ketahuilah,
bahwa waktu Subuh lebih kejam dari perampok itu.

Karena jika kita tergilas sang waktu Subuh sampai melalaikan shalat fajar, maka kita akan menderita kerugian lebih besar dari sekedar kehilangan seluruh harta kita.

Kita kehilangan dunia dan segala isinya.

Ingat sabda Rasulullah Saw: “Dua rakaat fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya"
(HR Muslim)

Waktu Subuh juga lebih menyengsarakan dari sekedar kemiskinan dunia.

Karena bagi orang2 yg tergilas waktu Subuh hingga mengabaikan shalat Subuh berjamaah di masjid, maka hakikatnya, merekalah orang2 miskin sejati yg hanya mendapatkan upah 1/150 (0,7%) saja pahala shalatnya.

“…dan barangsiapa yang shalat Subuh berjamaah, maka ia bagaikan shalat semalam suntuk” (HR Muslim).

Shalat semalam suntuk adalah shalat yg dikerjakan mulai dari tenggelamnya matahari sampai terbit fajar. Fantastis.. 

Shalat selama sepuluh jam…, atau kurang lebih 150 kali shalat! Betapa agung fadilah shalat Subuh berjamaah ini. Sebaliknya betapa malangnya orang yg tergilas waktu Subuh, orang2 yg mengabaikan shalat subuh berjamaah di masjid.

Waktu Subuh juga lebih berbahaya dari kobaran api yg disiram bensin.

Mengapa demikian? Tahukah Anda bahwa Nabi Muhammad SAW  menyetarakan dengan orang Munafik bagi yg tidak mampu melaksanakan shalat Subuh berjamaah di mesjid..?

Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya tiada yang dirasa berat oleh seorang Munafik, kecuali melaksanakan shalat Isya dan shalat Subuh berjamaah. Sekiranya mereka tahu akan keagungan pahalanya, niscaya mereka bakal mendatanginya (ke masjid, shalat berjamaah) sekalipun harus berjalan merangkak-rangkak”
(HR Bukhari Muslim).

Orang yg tergerus waktu Subuh hingga tak mampu mendatangi masjid utk shalat berjamaah adalah orang yg dalam keadaan sangat berbahaya, sangat merugi dan sangat celaka, karena disetarakan dgn *orang Munafik.

Padahal, ancaman bagi orang Munafik adalah dilemparkan ke dasarnya neraka Jahannam
“Sesungguhnya Allah SWT akan mengumpulkan orang2 Munafik dan orang2 Kafir di dalam Jahannam” (An Nisa:140).

Bukankah dasar lembah Jahannam jauh lebih berbahaya dari sekedar kobaran api yg disiram bensin...???

Nah, agar tidak merasakan gilasan waktu Subuh yg lebih kejam dari perampokan, agar tidak terkena gilasan waktu Subuh yg lebih menyengsarakan dari derita kemiskinan, dan panasnya kobaran api, maka: “Katakanlah! Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai waktu subuh.”   (Al Falaq:1).

Yaitu dengan bersegera gunakan waktu kita untuk Jama'ah Subuh di Masjid, mumpung masih diberi umur. Kapan? Ya SEKARANG.🔺
Siapa bisa menjamin, besok kita masih diberi umur lagi oleh Allah....🙏

Comments

Popular posts from this blog

Future Tense, Future Continuous Tense, Future Perfect Tense, And Future Perfect Continuous Tense (Versi Indonesia)