POKOK-POKOK FILSAFAT MATERIALISME DIALEKTIKA HISTORIS

PENDAHULUAN


1. ARTI FILSAFAT
Filsafat adalah pandangan tentang dunia dan alam yang dinyatakan secara teori. Filsafat adalah suatu ilmu dan suatu metode berfikir untuk memecahkan problem-problem gejala alam dan masyarakat. Filsafat merupakan sikap hidup manusia dan sebagai pedoman untuk bertindak dalam menghadapi gejala-gejala alam dan masyarakat. Filsafat bukan suatu kepercayaan yang dogmatis dan membuta.

2. PERSOALAN DAN KATEGORI FILSAFAT
Filsafat mempersoalkan masalah-masalah etika/moral, aestetika/seni, sosial/politik, epistimologi/tentang pengetahuan, ontologi/tentang manusia. Kategori persoalan filsafat meliputi soal-soal hubungan antara bentuk dan isi, sebab dan akibat, gejala dan hakekat, keharusan dan kebetulan, keumuman dan kekhususan.

Filsafat mempersoalkan soal-soal yang pokok. Sedang soal yang terpokok dari persoalan filsafat adalah soal hubungan antara ide dan materi, fikiran dan keadaan. Mana yang primer dan mana yang sekunder diantara keduanya itu, ide atau materi, fikiran atau keadaan. Jawaban dari persoalan yang terpokok tersebut akan membagi semua aliran filsafat menjadi dua kubu, kubu Filsafat Idealisme dan kubu Filsafat Materialisme.
Semua aliran filsafat yang memandang dan menyatakan ide atau fikiran sebagai hal yang primer, dan materi atau keadaan sebagai hal yang sekunder, termasuk dalam kubu filsafat idealisme. Sebaliknya, semua aliran filsafat yang memandang dan menyatakan materi atau keadaan sebagai hal yang primer, dan ide atau fikiran sebagai hal yang sekunder, termasuk dalam kubu filsafat materialisme.

3. ALIRAN DAN KUBU FILSAFAT
Filsafat mempunyai banyak sekali aliran. Tapi dari semua aliran yang banyak sekali itu bisa dibagi hanya dalam dua kubu, kubu filsafat idealisme dan kubu filsafat materialisme.
Aliran pokok filsafat adalah idealisme dan materialisme. Tapi disamping dua aliran pokok itu, terdapat aliran filsafat dualisme. Walau begitu, aliran filsafat dualisme pada hakekatnya juga termasuk aliran filsafat idealisme. Karena itu aliran filsafat dualisme juga termasuk kubu filsafat idealisme.
Filsafat dualisme pada hakekatnya juga filsafat idealisme karena pandangannya didasarkan pada ide yang mereka-reka. Filsafat dualisme yang memandang ide dan materi, fikiran dan keadaan, sebagai hal yang kedua-duanya primer. Tidak ada yang sekunder. Pandangan itu jelas tidak berdasarkan kenyataan. Itulah idealismenya filsafat dualisme.

4. WATAK DAN KLAS FILSAFAT
Filsafat selalu mencerminkan watak dan mewakili kepentingan klas tertentu. Karena itu filsafat selalu mempunyai dan merupakan watak dari suatu klas. Filsafat Idealisme mencerminkan watak dan mewakili kepentingan klas pemilik alat produksi yang menindas dan menghisap yaitu klas-klas tuan budak atau pemilik budak, klas tuan feaodal atau tuan tanah, klas borjuis atai kapitalis, dsb. Sebaliknya filsafat materialisme mencerminkan watak dan mewakili kepentingan klas bukan pemilik alat produksi yang tertindas dan terhisap yaitu klas buruh, dsb. Sedang filsafat dualisme mencerminkan watak dan mewakili kepentingan klas pemilik alat produksi tapi yang tertindas dan juga terhisap yaitu klas borjuis kecil.
5. PENTINGNYA BERFILSAFAT DAN CARA BELAJAR FILSAFAT
Berfilsafat itu penting. Dengan berfilsafat, orang akan mempunyai pedoman untuk bersikap dan bertindak secara sadar dalam menghadapi gejala-gejala yang timbul dalam alam dan masyarakat. Kesadaran itu akan membuat sesorang tidak mudah digoyahkan dan diombang-ambingkan oleh timbul-tenggelamnya gejala-gejala yang dihadapi.
Untuk berfilsafat, orang harus belajar filsafat. Dan belajar filsafat harus dengan cara yang benar. Cara belajar filsafat ialah harus menangkap ajaran dan pengertiannya secara ilmu, lalu memadukan ajaran dan pengertian itu dengan praktek, selanjutnya mengambil pengalaman dari praktek itu, dan kemudian menyimpulkan praktek itu secara ilmu.

6. ARTI BERFILSAFAT
Berfilsafat berarti bersikap dan bertindak secara sadar berdasarkan ilmu dan metode berfikir terhadap gejala-gejala alam dan masyarakat yang dihadapi.
Berfilsafat bukan bersikap dan bertindak secara tradisi, menurut kebiasaan atau berdasarkan naluri turun-temurun dalam menghadapi dan memecahkan problem-problem gejala-gejala itu.

7. FILSAFAT M.D.H.

1. Arti M.D.H.
M.D.H. adalah materialisme Dialektik dan Materialisme Histori. Materialisme Dialektik berarti pandangannya materialis dan metodenya dialektis. Sedang Materialisme Historis berarti Materialisme Dialektika yang diterapkan dalam gejala sosial atau masyarakat.

2. Lahirnya M.D.H dan Penciptanya
Filsafat M.D.H lahir sesudah lahirnya berbagai macam filsafat yang pandangannya materialis atau yang metodenya dialektis. Sedang penciptanya adalah Karl Marx.

Filsafat M.D.H. merupakan hasil kesimpulan dan ciptaan Karl Marx sesudah Karl Marx belajar dan mengambil dari kebenaran ajaran pandangan Filsafat Materialisme Faeuerbach dan metode filsafat dialektik Hegel. Karl mengambil isinya yang benar dari pandangan materialis filsafat Feuerbach dan membuang kulitnya yang salah dari metodenya yang metafisis. Selanjutnya Karl Marx mengambil isinya yang benar dari metode dialektis filsafat Hegel dan membuang kulitnya yang salah dari pandangannya yang idealis.

Karl Marx menerima kebenaran pandangan materialme filsafat Feuerbach, tapi menolak kesalahan metodenya yang metafisis. Juga Karl Marx menerima kebenaran metode dialektis filsafat Hegel, tapi menolak kesalahan pandangannya yang idealis.

Kesimpulan dari itu Karl Marx menciptakan Filsafat M.D.H dan lahirlah filsafat M.D.H. Karl Marx.

3. Ciri dan Watak Klas M.D.H.
Ciri-ciri filsafat M.D.H. ialah; Ilmiah, Objektif, Universal, Praktis, Lengkap dan Revolusioner.
Ilmiah, karena metodenya dialektis.
Objektif, karena pandangannya materialis.
Universal, karena ajarannya tidak hanya berlaku didalam alam, tapi juga berlaku didalam masyarakat.
Praktis, karena ajarannya dapat dibuktikan dan dilaksanakan.
Lengkap, karena ajarannya tidak hanya bicara soal alam, tapi juga soal masyarakat.
Revolusioner, karena ajarannya selalu berpihak kepada apa yang sedang tumbuh dan melawan apa yang sedang melayu berdasarkan hukum perkembangannya. Selanjutnya selalu menuntut penghancuran terhadap apa yang sudah tua, dan membangun yang baru dan lebih maju.

Filsafat M.D.H. mencerminkan watak dan mewakili kepentingan klas bukan pemilik alat produksi yaitu klas buruh atau klas proletar yang tertindas dan terhisap, serta merupakan satu-satunya filsafat yang berpihak kepada klas buruh atau klas proletar itu.

4. M.D.H. dan Klas Buruh serta Peranannya
Filsafat M.D.H. merupakan senjata moril bagi perjuangan klas buruh. Tanpa filsafat M.D.H, perjuangan klas buruh tidak akan mempunyai kekuatan raksasa. Perjuangan tidak akan mencapai hasil yang fundamentil, dan akan gagal. Sebaliknya, klas buruh merupakan senjata materiil bagi filsafat M.D.H. Tanpa klas buruh, filsafat M.D.H. tidak akan mempunyai kekuatan dan tidak akan ada artinya sebagai ilmu sosial. Sebab, hanya klas buruh yang mampu dan konsekuen melaksanakan ajaran Filsafat M.D.D. didalam praktek.

5. Pentingnya Berfilsafat M.D.H.
Filsafat M.D.H. adalah filsafat yang benar. Karena itu berfilsafat M.D.H. penting. Dengan berfilsafat M.D.H, orang akan memiliki ilmu berfikir, pandangan dan metode berfikir yang benar. Dengan itu berarti mempunyai pedoman yang tepat untuk mengambil sikap dan bertindak yang tepat dalam menghadapi gejala-gejala dan memecahkan problem-problemnya yang timbul didalam alam dan masyarakat.

Dengan begitu, orang yang berfilsafat M.D.H. akan memiliki pandangan yang jauh kedepan dan revolusioner. Juga akan mempunyai sikap yang teguh dan konsekuen, tidak mudah digoyahkan dan dombang ambing oleh keadaan atau oleh gejala-gejala yang dihadapi.

6. Cara Belajar Filsafat M.D.H.
Filsafat M.D.H. adalah suatu ilmu dan merupakan senjata perjuangan revolusioner klas buruh atau klas yang tertindas dan terhisap. Karena itu belajar filsafat M.D.H. harus secara ilmiah dan berwatak klas buruh, yaitu :

• Dengan pendirian klas proletar dan melawan ideologi klas non-proletar yang ada didalam diri sendiri.
• Secara ilmiah dan melaksanakannnya didalam praktek.
• Menarik pengalaman dari pelaksanaan praktek dan menyimpulkan hasil praktek itu.
• Menangkap pengertian dan menggenggam semangat revolusionernya serta selalu menuntut perubahan dengan membangun yang baru dan lebih maju.


BAB. II
MATERIALISME DIALEKTIK


1. MONISME DAN DUALISME
Monisme adalah suatu sistim pandangan filsafat yang bertitik tolak dari satu dasar pandangan, yaitu dari materi atau dari ide. Dualisme adalah suatu sistim pandangan filsafat yang bertitik tolak dari dua dasar pandangan, yaitu dari materi dan dari ide sekaligus.
Dengan begitu, filsafat materialisme dan idealisme walau pandangannya bertitik tolak dari dasar yang bertentangan, tapi sistim pandangannya itu sama, yaitu monisme. Jadi sistim pandangan filsafat materialisme dan idealisme adalah sama-sama monois. Artinya, pandangannya sama-sama bertitik tolak dari hanya satu dasar, yaitu dari dasar materi atau dari dasar ide. Bedanya, sistim pandangan monisme filsafat materialisme bertitik tolak dari dasar materi. Sebaliknya, sistim pandangan monisme filsafat idealisme bertitik tolak dari dasar ide.
Adapun sistim pandangan filsafat dualisme bertitik tolak dari dua unsur, yaitu dasar materi dan ide sekaligus.

2. MATERIALISME, IDEALISME DAN DUALISME

1. Materialisme
Materialisme adalah satu aliran filsafat yang pandangannya bertitik tolak dari materi. Materialisme memandang materi itu primer, sedang ide sekunder. Materi timbul atau ada lebih dulu, baru kemudianm ide. Pandangan materialisme itu berdasarkan atas kenyataan menurut proses waktu dan zat :

Menurut proses waktu :
Lama sebelum manusia yang bisa mempunyai ide itu ada atau lahir didunia, dunia dan alam atau materi ini sudah ada lebih dulu.
Menurut proses zat :
Manusia ini tidak bisa berfikir atau tidak bisa mempunyai ide tanpa ada atau tanpa mempunyai otak. Dan otak itu adalah suatu materi. Otak itu adalah materi, tapi materi atau benda yang berfikir. Otak atau materi ini yang lebih dulu ada, baru kemudian bisa timbul ide atau fikiran pada kepala manusia.

2. Idealisme
Idealisme adalah satu aliran filsafat yang pandangannya bertitik tolak dari ide. Idealisme memandang ide itu primer, sedang materi sekunder. Ide itu timbul atau ada lebih dulu, baru kemudian materi. Segala sesuatu yang ada ini timbul sebagai hasil yang diciptakan oleh ide atau fikiran karena ide atau fikiran itu timbul lebih dulu, baru kemudian sesuatu itu ada.

3. Dualisme
Dualisme adalah satu aliran filsafat yang pandangannya bertitik tolak dari materi dan ide sekaligus. Dualisme memandang bahwa materi dan ide sama-sama primer. Tidak ada yang sekunder. Kedua-duanya timbul dan ada bersamaan. Materi itu ada karena ada ide atau fikiran. Juga sebaliknya, ide atau fikiran itu ada karena ada materi.

Tapi pada hakekatnya, pandangan dualisme yang demikian itu juga idealis karena pandangan seperti itu tidak lain hanya pada ide, dan tidak ada dalam kenyataan. Dengan begitu filsafat materialisme adalah filsafat yang objektif karena pandangannya bertitik tolak dari materi atau dari kenyataan objekif. Sebaliknya, filsafat idealisme adalah filsafat yang subjektif karena pandangannya bertitik tolak dari ide atau fikiran.

3. ALIRAN MATERIALISME DAN IDEALISME

1. ALIRAN MATERIALISME
Filsafat materialisme mempunyai banyak macam aliran. Dari banyak macam aliran materialisme itu terdapat tiga aliran yang besar dan pokok, yaitu materialisme mekanik, materialisme metafisik dan materialisme dialektik. Ketiga aliran filsafat materialisme itu mempunyai perbedaan-perbedaan antara yang satu dengan yang lain, bahkan juga terdapat saling bertentangan.

1. Materialisme Mekanik
Materialisme mekanik adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya materialis, sedang metodenya mekanis. Ajaran materialisme mekanik ialah bahwa materi itu selalu dalam keadaan gerak atau berubah. Geraknya itu gerak mekanis. Gerak yang tetap begitu saja selamanya seperti geraknya mesin, tanpa perkembangan atau peningkatan.

2. Materialisme Metafisik
Materialisme metafisik adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya materialis, sedang metodenya metafisis. Ajaran materialisme metafisik ialah bahwa materi itu selalu dalam keadaan diam, tetap, tidak berubah selamanya. Tapi seandainya materi itu berubah, maka perubahan itu terjadi karena faktor luar atau karena kekuatan dari luar. Gerak materi itu gerak extern, gerak luar. Selanjutnya materi itu dalam keadaan yang terpisah-pisah, tidak mempunyai dan tidak ada saling hubungan antara yang satu dengan lain.

3. Materialime Dialektik
Materialisme dialektik adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya materialis, sedang metodenya dialektis. Ajaran materialisme dialektik ialah bahwa materi itu selalu saling hubungan, saling mempengaruhi dan saling bergantung antara yang satu dengan yang lain. Bukannya saling terpisah-pisah atau berdiri sendiri-sendiri. Materi itu juga selalu dalam keadaan gerak, berubah dan berkembang. Bukannya selalu diam, tetap atau tidak berubah.

Selanjutnya, gerak materi itu gerak intern, gerak atau berubah karena faktor dalamnya atau karena kekuatan dari dalamnya sendiri. Bukannya gerak extern, yaitu gerak atau berubah karena faktor luar atau karena kekuatan dari luar. Lalu gerak materi itu dialektis, yaitu gerak atau berubah menuju ketingkatnya yang lebih tinggi dan lebih maju seperti sipiral. Bukannya gerak mekanis. Adapun yang disebut "diam", itu hanya tampaknya atau hanya bentuknya. Sebab, hakekat dari gejala yang tampaknya atau bentuknya "diam" itu, isinya tetap gerak. Jadi, "diam" itu juga satu bentuk gerak.

2. ALIRAN IDEALISME
Filsafat idealisme mempunyai dua aliran, yaitu aliran idealisme objektif dan idealisme subjektif.

1. Idealisme Objektif
Idealisme objektif adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya idealis, dan idealismenya itu bertitik tolak dari ide universal, ide diluar ide manusia. Menurut idealisme objektif, segala sesuatu yang timbul dan terjadi, baik dalam alam maupun dalam masyarakat, adalah karena hasil atau karena diciptakan oleh ide universal.

2. Idealisme Subjektif
Idealisme subjektif adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya idealis, dan pandangan idealismenya itu bertitik tolak dari ide manusia atau idenya sendiri. Menurut idealisme subjektif, segala sesuatu yang timbul dan terjadi, baik dalam alam maupun dalam masyarakat adalah karena hasil atau karena diciptakan oleh ide manusia atau oleh idenya sendiri.

3. MATERI DAN IDE

1. MATERI
Materi mempunyai arti yang berbeda antara arti menurut pengertian filsafat dan arti menurut pengertian ilmu alam. Arti materi menurut pengertian filsafat adalah luas, sedang menurut pengertian ilmu alam adalah terbatas.
Dalam artian filsafat, materi adalah segala sesuatu yang ada secara objektif, ada diluar ide atau diluar kemauan manusia. Materi adalah segala sesuatu yang bisa disentuh dan bisa ditangkap oleh indera manusia, serta bisa menimbulkan ide-ide tertentu. Adapun dalam artian ilmu alam, materi adalah segala sesuatu yang mempunyai susunan atau yang tersusun secara organis. Itu berarti benda.
Dengan begitu, pengertian filsafat tentang materi berarti sudah mencakup pengertian materi menurut ilmu alam. Materi mempunyai peranan menentukan ide dan perkembangannya. Materi bisa menimbulkan ide atau mendorong timbulnya ide. Suatu ide timbul sesudah lebih dulu suatu materi timbul dan ditangkap oleh indera. Adalah jelas, bahwa materi yang bernama otak yang "memproduksi" ide.
Otak itu suatu materi yang mempunyai vitaliteit yang besar dalam hal imbulnya ide dan perkembangannya. Otak mempunyai daya tangkap, daya simpan, daya seleksi, daya kombinasi dan daya simpul.

2. IDE
Ide adalah cermin dari materi atau merupakan bentuk lain dari materi. Tapi itu itu tidak mesti sama persis seperti materi yang dicerminkan. Ide selalu berada diatas atau didepan materi. Ide bisa menjangkau jauh didepan materi. Walau begitu, ide tetap tdak bisa lepas dari materi.
Materi dan ide adalah dua bentuk yang lain dari gejala yang satu dan sama. Materi menentukan ide, sedang ide mempunyai pengaruh terhadap perkembangan materi. Jadi ide juga mempunyai peranan aktif. Tidak pasif seperti cermin biasa.

3. GERAK
Gerak adalah suatu eksistensi dari adanya materi atau suatu pernyataan dari adanya materi. Itu berarti bahwa sesuatu yang gerak adalah selalu materi. Tidak ada gerak tanpa materi, atau tidak ada gerak yang bukan materi. Itu sama halnya bahwa tidak ada materi tanpa gerak.
Segala sesuatu ide selalu gerak, berubah dan berkembang. Tidak ada sesuatu yang tetap, kecuali gerak itu sendiri. Artinya bahwa segala sesuatu itu tetap dalam keadaan gerak. Bahwa gerak itu tetap berlangsung terus selamanya terus selamanya bagi segala sesuatu. Gerak mempunyai dua bentuk yang utama, yaitu gerak mekanis dan gerak dialektis.

1. Gerak Mekanis
Gerak mekanis adalah gerak atau perubahan yang bersifat ulang mengulangi, yang tetap dalam lingkungannya yang lama, dan tidak akan menuju atau mencapai perubahan yang bersifat kwalitatif atau yang bersifat lebih tinggi dan lebih maju. Gerak mekanis adalah gerak yang bersifat kwantitatif, gerak yang begitu saja terus menerus, berulang-ulang, ulang-mengulangi seperti geraknya sebuah mesin.

2. Gerak Dialektis
Gerak dialektis adalah gerak atau perubahan yang bersifat meningkat, dari tingkatnya yang rendah menuju ketingkatnya yang tinggi sampai mencapai kwalitas baru.
Gerak atau perubahan dialektis dari tingkatnya yang rendah menuju ketingkatnya yang tinggi sampai mencapai kwaliteit baru, itu tampaknya juga seperti mengulangi dalam bentuknya pada tingkatnya yang rendah. Tapi bentuk yang baru itu sudah dalam keadaan kwalitet yang lebih tinggi. Jadi tidak mengulangi kembali seperti semula dalam bentuk pada tingkatnya yang lama. Arah gerak atau perubahan dialektis adalah seperti sipiral.

3. "Diam"
"Diam" itu juga merupakan satu bentuk gerak. Sifatnya sangat relatif atau sangat sementara sekali. Artinya, bentuk "diam" itu hanya bersifat sangat sementara karena didalam yang "diam" itu juga terdapat proses gerak dari kekuatan-kekuatan yang saling berkontradiksi dan saling mendorong yang ketika itu sedang bertemu pada satu titik. Kekuatan-Kekuatan itu sama kuatnya sehingga salah satunya tidak ada yang tergesekan dari titik bertemunya. Keadaan yang demikian itulah yang menampakkan gejala seolah-olah sesuatu itu dalam keadaan "diam".
Tapi keadaan "diam" itu sangat relatif atau sangat sementara karena kedua kekuatan yang saling berkontradiksi dan saling mendorong itu pada saat dan akhirnya pasti akan segera ada yang terdesak dan tergeser dari tempatnya. Pada saat terjadinya pergeseran itulah akan tampak dengan nyata gejala gerak atau perubahan.
Kecuali itu, keadaan yang tampaknya "diam" juga bisa terjadi karena proses gerak atau proses perubahan sesuatu belum sampai pada pengubahan kwalitet atau pengubahan bentuknya yang lama, masif bersifat pada pengubahan kwantitet sehingga belum mampu menunjukkan gejala-gejala perubahannya.
Keadaan yang demikian itu pula yang menampakkan gejala seolah-seolah sesuatu itu dalam keadaan "diam", tapi yang sebenarnya didalam sesuatu yang tampaknya "diam" itu terus berlangsung proses gerak atau proses perubahan. Maka dalam waktu yang sangat relatif atau sangat sementara bila proses gerak atau proses perubahan itu sudah sampai pada pengubahan kwalitet, gejala gerak atau perubahan sesuatu akan tampak dengan jelas. Gerak atau perubahan itu terjadi karena faktor intern atau karena adanya kekuatan-kekuatan yang mendorong didalamnya, didalam materi itu sendiri.
Gerak materi adalah gerak intern. Faktor atau kekuatan intern dari materi itu sendiri yang menentukan gerak atau perubahannya. Sedang faktor luar atau kekuatan-kekuatan yang mendorong dari luar adalah faktor atau kekuatan-kekuatan yang mempunyai pengaruh terhadap keadaan intern sesuatu materi. Peranan pengaruh dari faktor atau kekuatan luar itu bisa menghambat atau juga bisa mempercepat, bahkan bisa ikut menentukan gerak atau perubahan sesuatu materi. Tapi bagaimana juga peranan pengaruh faktor atau kekuatan luar itu, pada akhirnya yang paling menentukan adalah faktor intern materi itu sendiri.

3. MATERI, RUANG DAN WAKTU
Materi, ruang dan waktu merupakan hal yang selalu saling hubungan dan tidak terpisahkan. Materi selalu berada didalam ruang dan berkembang menurut waktu. Tidak ada materi tanpa ruang atau berada diluar ruang. Juga tidak ada materi berkembang tanpa waktu.

Materi didalam ruang, menyebabkan materi bisa mempunyai saling hubungan antara yang satu dengan yang lain. Sedang materi didalam waktu, membuat materi itu bisa berkembang.
Ruang adalah suatu yang mempunyai luas dan isi materi. Tidak ada ruang yang kosong tanpa materi. Ruang mempunyai hubungan antara yang satu dengan yang lain. Sifat hubungannya itu horizontal atau mendatar. Karena itu ruang bisa dicapai secara berulang lebih dari satu kali. Ruang menempatkan materi yang ada didalamnya untuk berkembang sesuai dengan luas ruang itu.
Waktu adalah detik-detik yang terus menerus bersambung tanpa ada berhentinya. Detik-detik yang terus menerus bersambung itu, hubungannya bersifat vertikal atau bersusun. Karena itu detik-detik atau waktu tidak bisa dicapai secara berulang lebih dari satu kali. Sebab, waktu terus berjalan maju, terus berlalu tanpa berhenti dan tanpa kembali pada detik-detik yang telah lewat. Maka waktu menempatkan materi untuk berkembang mengikuti jalannya waktu yang terus maju. Waktu terus menerus mendorong materi berkembang maju secara historis, bersusun, tingkat demi tingkat, fase demi fase dalam proses yang terus berlangsung.
Demikian materi, ruang dan waktu mempunyai saling hubungan yang erat dan konden, yang sama sekali tidak terpisahkan antara yang satu dengan yang lain. Materi berada dan berkembang dalam ruang dan waktu. Materi berkembang dalam ukuran luas ruang dan maju menurut tingkatan waktu.

3. SALING HUBUNGAN
Saling hubungan ini dalam arti saling hubungan yang konkrit dan mempunyai saling pengaruh antar materi yang satu dengan yang lain. Hubungan yang wajar. Bukan hubungan yang abstrak dan diada-adakan atau direka-reka.
Saling hubungan yang demikian itu ada empat macam, yaitu saling hubungan organik, saling hubungan menentukan, saling hubungan pokok, serta saling hubungan keharusan dan kebetulan.

1. Saling Hubungan Organik
Saling hubungan organik adalah saling hubungan yang mempunyai saling pengaruh antara yang satu dengan yang lain. Saling hubungan dalam rangka kesatuan organik. Saling hubungan yang tersusun dan saling terikat.

2. Saling Hubungan Menentukan
Saling hubungan menentukan adalah saling hubungan yang hakiki, yang menentukan adanya sesuatu, atau saling hubungan hakekat dari adanya sesuatu dan yang juga merupakan hakekat sesuatu itu sendiri.

3. Saling Hubungan Pokok
Saling hubungan pokok adalah saling hubungan yang menjadi proses dan memimpin semua saling hubungan yang lain, atau saling hubungan yang paling mempengaruhi saling hubungan saling hubungan yang lain, dan juga yang paling mempengaruhi perkembangan sesuatu yang mengandungnya.

4. Saling Hubungan Keharusan Dan Kebetulan
Saling hubungan keharusan adalah saling hubungan yang pasti dan harus terjadi atau harus ada, atau saling hubungan yang tidak bisa ditiadakan dan tidak bisa dihindari.
Adapun saling hubungan kebetulan adalah saling hubungan yang tidak tentu terjadi didalam saling hubungan yang organis. Tapi bila saling hubungan itu terjadi, akan mempunyai pengaruh terhadap saling hubungan yang organis itu.


BAB. III
DIALEKTIKA MATERIALIS

Inti dari masalah dialektika adalah masalah saling hubungan dari segala sesuatu, serta masalah gerak atau masalah perubahan dan perkembangan segala sesuatu itu. Dalam masalah gerak, dialektika materialis mempersoalkan dan mempunyai tiga azas gerak, yaitu : kontradiksi, perubahan kwantitatif ke kwalitatif dan negasi dari negasi.

1. KONTRADIKSI

1. Arti Dan Peranan Kontradiksi
Kontradiksi adalah pertentangan atau perbedaan. Kontradiksi ini merupakan sebab dari gerak atau perubahan segala sesuatu.

2. Sifat Kontradiksi
Kontradiksi mempunyai sifat umum dan khusus, atau mempunyai sifat keumuman dan kekhususan.
Keumuman Kontradiksi
o Kontradiksi itu ada dimana-mana dan dalam seluruh waktu. Terdapat disegala sesuatu, dimanapun dan kapanpun. Segala sesuatu itu dimanapun dan kapanpun selalu dan pasti mengandung kontradiksi.
o Kontradiksi itu terjadi dan berlangsung terus menerus melalui proses awal dan akhir. Artinya, kontradiksi itu pasti mempunyai awal dan juga mempunyai akhir. Ada awal kontradiksi dan ada akhir kontradiksi. Dan sesudah sesuatu kontradiksi itu berakhir, pasti disusul atau pasti timbul lagi kontradiksi baru yang juga mempunyai awal dan kemudian juga akan berakhir pula.
Begitu terus menerus, kontradiksi itu tidak akan ada putus-putusnya. Berakhir yang satu, berawal yang baru. Selesai yang satu, timbul yang baru.
Kekhususan Kontradiksi
o Kontradiksi itu berbeda-beda menurut adanya di dalam sesuatu hal yang berbeda-beda pula. Artinya, karena hal yang satu berbeda dengan yang lain, maka kontradiksi yang ada atau yang dikandung di dalam hal yang berbeda itu, juga berbeda.
o Kontradiksi itu tidak hanya berbeda menurut halnya yang berbeda, tetapi juga berbeda menurut tingkat-tingkat perkembangan yang berbeda di dalam satu hal itu. Artinya , karena tingkat-tingkat perkembangan di dalam satu hal itu berbeda-beda, maka kontradiksi yang berlangsung pada satu tingkat perkembangan tertentu, juga berbeda dengan kontradiksi pada tingkat perkembangan yang lain.

3. Macam Kontradiksi
Kontradiksi yang ada didalam sesuatu itu tidak hanya satu, tapi lebih dari satu atau banyak. Dan kontradiksi yang banyak itu tidak semua sama kedudukannya. Juga tidak semua sama peranannya, sifatnya dan wataknya. Ada tiga macam kontradiksi : yaitu kontradiksi pokok dan tidak pokok, kontradiksi dasar dan tidak dasar, kontradiksi antagonis dan tidak antagonis.

• Kontradiksi pokok :
Kontradiksi pokok adalah kontradiksi yang menjadi poros, yang memimpin dan menentukan adanya kontradiksi-kontradiksi yang lain yang tidak pokok. Kontradiksi pokok itu di dalam pengurusan dan penyelesaiannya harus diutamakan.
Adapun kontradiksi tidak pokok adalah kontradiksi yang adanya ditentukan oleh koktradiksi pokok, perkembangannya dipimpin dan tunduk kepada koktradiksi pokok itu.
• Kontradiksi dasar:
Kontradiksi dasar adalah kktradiksi yang kepentingannya sama sekali bertentangan antara yang satu dengan yang lain dan tidak bisa dikompromikan. Kontradiksi dasar juga kontradiksi yang menentukan adanya sesuatu dan menentukan bentuk dari sesuatu itu.
• Kontradiksi antagonis
Kontradiksi antagonis mempunyai dua pengertian, yaitu antagonis dalam artian wataknya dan antagonis dalam artian bentuknya.
Kontradiksi antagonis dalam artian wataknya atau kontradiksi yang berwatak antagonis adalah kontradiksi yang kepentingannya sama sekali bertentangan antara yang satu dengan yang lain dan tidak bisa dikompromikan, serta mengandung saling menghancurkan dengan unsur-unsur kekerasan dalam penyelesaiannya.
Kontaradiksi antagonis dalam artian bentuknya, atau kntradiksi yang berbentuk antagonis adalah kontradiksi yang penyelesaiannya mengambil bentuk kekerasan, walauwatak kontradiksinya sendiri tidak antagonis.

Ketiga macam kontradiksi itu mempunyai saling hubungan, walau tidak tentu satu kontradiksi mengandung ketiga macam kontradiksi itu sekaligus. Artinya, kontradiksi pokok tidak tentu kontradiksi dasar, dan juga tidak tentu kontradiksi yang berwatak antagonis. Tapi kontradiksi dasar, salah satu tentu menduduki dan menjadi sebagai kontradiksipokok. Kontradiksi dasar itu sendiri tidak tentu kontradiksi yang antagonis, baik antagonis dalam artian wataknya maupun antagonis dalam artian bentuknya. Sedang kontradiksi yang antagonis dalam artian wataknya yang antagonis, tentu mengandung kontradiksi dasar. Dan kontradiksi yang berwatak antagonis itu tentu menduduki serta menjadi sebagai kontradiksi pokok.


4. Segi-segi Kontradiksi
Setiap kontradiksi di dalam sesuatu hal, tentu mengandung segi-segi yang berkontradiksi, atau di dalam setiap hal tentu mengandung segi-segi yang berkontradiksi. Hakekat dari hukum kontradiksi adalah hukum persatuan dan perjuangan dari segi-segi yang bertentangan, dan hakekat dari studi tentang dialektika adalah studi tentang hukum kontradiksi itu.
Segi-segi yang berkontradiksi selalu mempunyai kedudukan dan peranan yang berbeda antara yang satu dengan lain sbb:
• Segi pokok dan tidak pokok;
Segi pokok adalah segi yang memimpin segi yang memimpin segi yang lain yang tidak pokok. Segi pokok merupakan segi yang menuntut soalnya segera diselesaikan atau dipenuhi, dan merupakan segi yang membawa arah jalannya segi yang lain yang tidak pokok.
• Segi berdominasi dan segi tidak berdominasi;
Segi berdominasi adalah segi yang menentukan kwalitet sesuatu. Didalam masyarakat, segi yang berdominasi berarti segi yang berkuasa, dan juga berarti segi yang menentukan kwaliteit masyarakat itu.
Sedang segi yang tidak berdominasi adalah segi yang tidak menentukan kwalitet. Didalam masyarakat, segi yang tidak berdominasi berarti segi yang tidak berkuasa atau segi yang dikuasai.
• Segi berhari depan dan segi tidak berhari depan;
Segi berhari depan adalah segi yang akan atau yang sedang berkembang, segi yang masih akan terus ada atau akan terus hidup didalam perubahan atau didalam tingkat perkembangan kwaliteit yang baru dan kelanjutannya.
Sedang segi tidak berhari depan adalah segi yang akan layu atau sedang melayu, segi yang adanya atau hidupnya hanya terbatas didalam kwaliteit yang lama dan tidak akan ada lagi didalam perubahan atau didalam tingkat perkembangan kwaliteit yang baru atau kwaliteit kelanjutannya.
• Segi berhegemoni dan segi tidak berhegemoni;
Segi berhegemoni adalah segi didalam gejala sosial atau didalam masyarakat. Segi berhegemoni hanya didalam kategori revolusi. Dalam hal revolusi itu, segi berhegemoni adalah segi yang memimpin, segi yang membawa dan menentukan arah perkembangan revolusi.
Segi berhegemoni mempunyai syarat dan menampakkan ciri-cirinya, yaitu :
• Mempunyai program perjuangan klas yang diterima oleh seluruh nasion atau diterima secara naional.
• Menjadi teladan dalam melaksanakan program perjuangan klasnya yang sudah diterima secara nasional oleh seluruh nasional itu.
• Mempunyai kekuatan yang cukup untuk melaksanakan kepemimpinannya.
• Mampu menggalang persatuan dan kekuatan nasional.

Keempat macam kedudukan dan peranan segi-segi yang berkontradiksi itu terdapat saling hubungan. Tapi tidak berarti satu segi kontradiksi tentu menempati atau mempunyai empat kedudukan dan peranan itu sekaligus. Sebagaimana halnya segi pokok tidak tentu sekaligus sebagai segi yang berdominasi ataupun segi yang berhari depan. Didalam kategori revolusi atau didalam gejala sosial, segi pokok pada hakekatnya adalah segi yang berhegemoni.
Segi berdominasi tidak tentu segi pokok dan juga tidak tentu segi berhari depan. Didalam kategori revolusi atau didalam gejala sosial, segi berdominasi tidak tentu segi berhegemoni.
Segi berhari depan tidak tentu segi pokok, dan juga tidak tentu segi berdominasi. Didalam kategori revolusi atau didalam gejala sosial, segi berhari depan tidak tentu segi berhegemoni. Tapi segi berhari depan itu pada tingkat menjelang perubahan kwaliteit lama kekwaliteit baru, pasti menduduki atau menjadi segi pokok. Didalam kategori revolusi atau didalam gejala sosial, segi berhari depan itu pada tingkat menjelang kemenangan revolusi dalam proses perubahan masyarakat lama kemasyarakat baru, pasti menduduki atau menjadi sebagai segi berhegemoni. Kemudian dalam kwaliteit baru, segi berhari depan pasti menduduki atau menjadi segi berdominasi. Dan didalam kategori revolusi atau didalam gejala sosial, segi berhari depan didalam masyarakat baru pasti menduduki atau menjadi segi berkuasa.
Segi berhegemoni pasti segi pokok. Tapi segi berhegemoni tidak tentu segi berhari depan dan juga tidak tentu segi berdominasi atau segi berkuasa. Hanya pada tingkat menjelang kepastian kemenangan revolusi, dalam proses perubahan masyarakat lama kemasyarakat baru, segi yang berhegemoni pasti segi yang berhari depan. Dan didalam kwaliteit masyarakat yang baru, segi berhegemoni pasti juga sebagai segi berdominasi atau segi berkuasa.


5. Hukum Mutasi
Hukum mutasi atau hukum perpindahan adalah suatu hukum yang berlaku didalam proses kontradiksi. Artinya, kedudukan dan peranan satu kontradiksi atau segi kontradiksi bisa bermutasi. Kontradiksi pokok bisa berubah menjadi kontradiksi tidak pokok. Sebaliknya, kontradiksi tidak pokok bisa berubah menjadi kontradiksi pokok. Kontradiksi berbentuk antagonis bisa berubah menjadi kontradiksi tidak berbentuk antagonis. Sebaliknya, kontradiksi tidak berbentuk antagonis bisa berubah menjadi kontradiksi berbentuk antagonis.
Tapi hukum mutasi itu tidak berlangsung pada kontradiksi dasar dan pada kontradiksi yang berwatak antagonis. Artinya, kontradiksi dasar dan kontradiksi yang berwatak antagonis akan tetap, tidak akan berubah. Kontradiksi dasar akan tetap sebagai kontradiksi dasar, dan tidak akan berubah menjadi sebagai kontradiksi tidak dasar. Sebaliknya, kontradiksi tidak dasar juga akan tetap, tidak akan berubah menjadi sebagai kontradiksi dasar. Selanjutnya kontradiksi yang berwatak antagonis akan tetap, tidak akan berubah menjadi kontradiksi yang tidak berwatak antagonis. Begitu sebaliknya, kontradiksi yang tidak berwatak antagonis juga akan tetap. Tidak akan berubah menjadi kontradiksi berwatak antagonis.
Kedua kontradiksi itu, yaitu kontradiksi dasar dan kontradiksi berwatak antagonis yang akan tetap pada kedudukannya, tidak akan berubah, dalam proses perkembangan akhirnya tentu akan hancur salah satu. Kehancuran itu terjadi pada menjelang dan menyebabkan berubahnya suatu kwaliteit atau masyarakat, serta berarti timbulnya kwaliteit baru atau lahirnya masyarakat baru.
Hukum mutasi itu juga berjalan pada segi-segi yang berkontradiksi, yaitu segi pokok bisa berubah menjadi segi tidak pokok. Sebaliknya, segi tidak pokok bisa berubah menjadi segi pokok. Segi berdominasi bisa berubah menjadi segi tidak berdominasi. Sebaliknya, segi tidak berdominasi bisa berubah menjadi segi berdominasi. Didalam masyarakat, segi berkuasa bisa berubah menjadi segi tidak berkuasa. Sebaliknya, segi tidak berkuasa bisa menjadi segi berkuasa. Segi berhegemoni bisa berubah menjadi segi tidak berhegemoni. Sebaliknya, segi tidak berhegemoni bisa berubah menjadi segi berhegemoni.
Tapi hukum mutasi itu tidak akan berlangsung pada segi berhari depan. Segi berhari depan akan tetap sebagai segi berhari depan, tidak akan bermutasi atau tidak akan berubah menjadi segi tidak berhari depan selama dalam periode kwaliteit lama atau dalam periode masyarakat lama. Walau mungkin, sesudah dalam kwaliteit baru atau dalam masyarakat baru, segi berhari depan dari kwaliteit lama atau dari masyarakat lama itu bisa bermutasi atau berubah menjadi segi tidak berhari depan. Tapi mutasi atau perubahan itu baru terjadi sesudah dalam kwaliteit baru atau dalam masyarakat baru. Dan tidak akan terjadi selama dalam satu periode kwaliteit lama atau masyarakat lama.

2. PERUBAHAN KAWANTITATIF KE KWALITATIF

1. Arti Kwantiteit dan Kwaliteit
Kwantiteit adalah jumlah. Jumlah dalam arti yang luas, meliputi bilangan, susunan, saling hubungan dan komposisi. Kwantiteit menentukan kwaliteit sesuatu. Kwaliteit adalah hakekat sesuatu, yang membedakan sesuatu itu dari yang lain.

2. Perubahan Kwantiteit dan Perubahan Kwaliteit
Perubahan kwantiteit adalah perubahan yang masih dalam kwaliteit lama atau masih dalam bentuknya yang lama, perubahan yang bersifat kwantitatif, perubahan evolusioner yang menyiapkan dan menuju kearah perubahan kwaliteit. Perubahan demikian, berarti belum perubahan kwaliteit.
Perubahan kwantiteit itu akan mencapai perubahan kwaliteit hanya sesudah mencapai titik batas tertentu, yaitu titik batas tertinggi atau terendah, atau titik batas maksimum atau minimum dari syarat bagi berubahnya suatu kwaliteit.
Perubahan kwantiteit semata-mata yang tidak sampai mencapai titik batas, tidak akan merubah kwaliteit lama dan kurang ada artinya bagi suatu perkembangan.
Adapun perubahan kwaliteit adalah perubahan yang mengakhiri perubahan kwantiteit dan menghancurkan kwaliteit lama.
Perubahan kwaliteit itu merupakan dan melalui proses loncatan dari kwaliteit lama kekwaliteit baru. Perubahan kwaliteit itu tentu melalui proses perubahan kwantiteit. Tanpa adanya perubahan kwantiteit lebih dulu, tidak akan ada dan tidak akan terjadi perubahan kwaliteit. Selanjutnya, kwaliteit baru yang mengakhiri perubahan-perubahan kwantiteit lama itu, menimbulkan lagi kwantiteit-kwantiteit baru. Dan perubahan-perubahan kwantiteit baru itu juga menyiapkan lagi perubahan kwaliteit baru. Demikian seterusnya.
Perubahan kwantiteit keperubahan kwaliteit itu merupakan suatu proses dari gerak atau perubahan dan perkembangan. Artinya, setiap gerak atau setiap perubahan dan perkembangan sesuatu tentu melalui proses perubahan kwantiteit keperubahan kwaliteit.
Perubahan kwantiteit dan perubahan kwaliteit selalu saling hubungan sangat erat yang tidak bisa dipisah-pisahkan antara yang satu dengan yang lain. Kedua-duanya saling jalin menjalin.

3. NEGASI DARI NEGASI
Negasi berarti tiada atau meniadakan. Negasi dari negasi berarti meniadakan yang meniadakan. Hukum negasi dari negasi adalah hukum arah gerak atau arah perubahan dan perkembangan sesuatu. Hukum itu ialah, bahwa gerak atau perubahan dan perkembangan dari segala sesuatu, arahnya tentu menuju ke-bentuk-nya yang "lama" atau ke-asal-nya semula, tapi dengan isi atau dengan kwaliteitnya yang baru. Selama gerak atau perubahan dan perkembangan sesuatu itu belum sampai mencapai bentuknya yang "lama" atau belum "kembali keasalnya semula", maka berarti gerak atau perubahan dan perkembangan itu masih dalam proses perjalanannya.
Hukum negasi dari negasi adalah hukum, bahwa gerak atau perubahan dan perkembangan segala sesuatu tentu akan menegasi yang menegasi atau akan meniadakan yang meniadakan. Bahwa yang menegasi tentu akan dinegasi atau yang meniadakan tentu akan ditiadakan. Selama yang menegasi belum dinegasi atau yang meniadakan belum ditiadakan, maka berarti gerak atau perubahan dan perkembangan sesuatu itu masih belum selesai, belum berakhir, dan masih dalam proses perjalanan. Gerak atau perubahan dan perkembangan sesuatu itu baru akan" selesai" atau akan" berakhir" hanya apabila yang menegasi sudah dinegasi, aau yang meniadakan sudah ditiadakan. Dengan begitu berarti gerak atau perubahan dan perkembangan itu sudah sampai " kembali " pada bentuknya yang "lama " atau pada " asalnya semula ''.
Titik mula proses dari suatu gerak atau perubahan dan perkembangan dimulai dari bentuk dan isinya yang asal itu dinegasi atau ditiadakan oleh bentuk dan isi yang baru.Dari dinegasi atau ditiadakanya bentuk yang asal oleh bentuk dan isi yang baru, mulailah suatu proses gerak spiral yang menuju kearah " kembali " kebentuk isinya yang asal. Dan itu yang dinyatakan bahwa selama gerak atau perubahan dan perkembangan itu belum sampai " kembali " pada bentuk dan isinya yang " asal ", maka berarti bahwa gerak atau perubahan dan perkembangan itu masih belum berakhir , belum selesai , dan masih dalam perjalanannya.
Negasi atau peniadaan bentuk dan isi yang asal oleh bentuk dan isi yang baru itu merupakan negasi atau peniadaan yang pertama dalam suatu proses gerak spiral. Kemudian bentuk dan isi yang baru , telah menegasi atau telah meniadakan bentuk dan isi yang asal itu, pada akhirnya tentu akan dinegasi atau akan ditiadakan juga oleh bentuk dan isi yang "lama yang asal" tapi dalam kwaliteitnya yang baru dan tinggi serta maju. Negasi atau peniadaan itu, yaitu negasi atau peniadaan oleh bentuk dan isi yang "asal" terhadap bentuk dan isi yang telah pernah menegasi atau meniadakannya itu, adalah merupakan negasi atau peniadaan yang kedua dalam suatu proses gerak sipiral.
Berlangsungnya suatu negasi atau peniadaan yang pertama, kemudian diakhiri oleh negasi atau peniadaan yang kedua, itu yang disebut sebagai hukum negasi dari negasi atau hukum meniadakan yang meniadakan. Berdasarkan hukum itu, maka yang menegasi tentu akan dinegasi atau yang meniadakan tentu akan ditiadakan, dan "kembali"-lah gerak atau perubahan dan perkembangan sesuatu kepada bentuk dan isinya yang "lama" atau yang "asal", tapi dalam kwaliteutnya yang baru, yang lebih tinggi dan lebih maju dari yang awal mulanya.
Demikian hukum arah gerak atau arah perubahan dan perkembangan secara sipiral dari segala sesuatu.


BAB. IV
EPISTIMOLOGI MATERIALIS

Epistimologi adalah teori tentang pengetahuan, yaitu tentang asal dan lahirnya pengetahuan serta peranan dan perkembangan pengetahuan.

1. ASAL DAN LAHIRNYA PENGETAHUAN

1. Asal Pengetahuan
Pengetahuan adalah berasal dari praktek, baik praktek langsung maupun praktek tidak langsung. Praktek langsung ialah praktek atau pengalaman sendiri. Sedang praktek tidak langsung ialah praktek atau pengalaman orang lain.
Praktek langsung menimbulkan pengetahuan langsung. Sedang praktek tidak langsung, menimbulkan pengetahuan tidak langsung. Dengan begitu, baik pengetahuan langsung maupun pengetahuan tidak langsung, kedua-duanya berasal dari praktek.
Dari kedua pengetahuan itu, pengetahuan langsung lebih penting dari pada pengetahuan tidak langsung. Maka praktek atau pengalaman langsung juga lebih penting daripada praktek atau pengalaman tidak langsung.
Pengetahuan langsung itu bersifat terbats karena praktek langsung atau pengalaman sendiri juga terbatas. Sebaliknya, pengetahuan tidak langsung bersifat luas karena prakteknya tidak langsung atau pengalaman orang lain juga luas.

2. Lahirnya Pengetahuan
Pengetahuan lahir melalui proses dua tingkat, yaitu tingkat sensasi dan tingkat ratio. Pengetahuan tingkat sensasi atau pengetahuan sensasional adalah pengetahuan yang langsung ditangkap secara apa adanya dari praktek. Pengetahuan sensasional itu bersifat kwantitatif dan sepotong-sepotong serta menyiapkan pengetahuan rasional. Karena itu pengetahuan sensasional akan menjadi kurang ada gunanya bagi Ilmu Pengetahuan atau tidak bisa menjadi ilmu pengetahuan bila tidak ditingkatkan menjadi pengetahuan rasional. Pengetahuan sensasional yang tidak ditingkatkan menjadi pengetahuan rasional hanya akan menjadi sebagai pengetahuan biasa, pengetahuan tingkat rendah yang sederhana dan bersifat kwantitatif (kennis).
Adapun pengetahuan rasional adalah pengetahuan hasil penagkapan, hasil penelitian dan perenungan, serta merupakan penyimpulan dari pengetahuan sensasional. Dengan begitu, pengetahuan rasional adalah pengetahuan yang tidak langsung dari praktek, pengetahuan tingkat kedua sebagai peningkatan dan kelanjutan dari pengetahuan sensasional.
Pengetahuan rasional bersifat luas dan kwalitatif. Lengkap, tidak sepotong-sepotong. Bersifat kombinatif dan kongklusif dari sejumlah pengetahuan sensasional yang sepotong-sepotong. Pengetahuan rasional merupakan perubahan kwalitatif dari pengetahuan sensasional dan menjadi ilmu pengetahuan (wetenschap).
Tentang pengetahuan sensasional dan pengetahuan rasional itu ada pandangan yang ekstrim dan salah dari kaum sensasionalis dan kaum rasionalis.
Kaum sensasionalis memandang pengetahuan sensasional itu sebagai pengetahuan yang objektif dan benar karena pengetahuan sensasional adalah pengetahuan yang langsung berasal dari praktek. Dengan begitu, pandangan kaum sensasionalis adalah pandangan yang sepotong-sepotong. Kaum sensasionalis tidak memandang sifat-sifat yang sempit, terbatas dan sepotong-sepotong dari pengetahuan sensasionalis. Mereka seperti tidak memandang bahwa segala sesuatu itu tidak hanya terdiri dari yang sepotong. Karena itu keobjektifan dan kebenaran sesuatu tidak bisa dipandang hanya dari yang sepotong itu. Sesuai dengan poandangannya, kaum sensasionalis memandang pengetahuan rasionalis sebagai pengetahuan yang tidak objektif dan tidak benar, atau diragukan keobjektifan dan kebenarannya karena pengetahuan rasional adalah pengetahuan yang tidak langsung berasal dari praktek. Dan karena rasio itu bisa salah dalam menyimpulkan, maka pengetahuan rasional sebagai pengetahuan hasil penyimpulan itupun bisa salah.
Sebaiknya, kaum rasionalis memandang pengetahuan rasionil sebagai pengetahuan yang objektif dan benar karena pengetahuan rasional adalah pengetahuan yang menyeluruh dan lengkap. Dalam hal ini kaum rasionalis tidak memandang bahwa pengetahuan rasional adalah pengetahuan yang berasal dari dan melalui proses pengetahuan sensasional. Dan karena itu, bisa salah. Sebab, rasio memang bisa salah. Maka pengetahuan rasional sebagai hasil penyimpulan rasiopun bisa salah. Sesui dengan pandangannya iu, kaum rasionalis memandang pengetahuan sensasional sebagai pengetahuan yang rendah dan remeh, tidak penting dan tidak berguna karena pengetahuan sensasional adalah pengetahuan yang sempit, sepotong, dm tidak lengkap.
Kedua pandangan itu adalah pandangan yang ekstrim dan salah karena hanya menganggungkan yang satu dan meremehkan yang lain. Adapun pandangan yang objektif dan benar mengenai kedua pengetahuan itu ialah, bahwa pengetahuan sensasional dan pengetahuan rasional adalah dua tingkat pengetahuan yang secara dialektis tidak bisa dipisah-pisahkan dan tidak bisa direndahkan atau diremehkan. Kedua-duanya selalu saling hubungan sangat erat dan mempunyai peranan yang penting. Pengetahuan sensasional adalah bagian dari pengetahuan rasional dan menyiapkan lahirnya pengetahuan rasional itu. Sedang pengetahuan rasional tidak akan bisa lahir tanpa melalui proses pengetahuan sensasional. Pengetahuan sensasonal adalah pengetahuan yang objektif dan benar dalam artiian baru sepotong. Tapi dalam artian yang menyeluruh bagi sesuatu, pengetahuan sensasional menjadi belum lengkap. Karena itu pengetahuan sensasional menjadi belum sepenuhnya onjektif dan belum sepenuhnya benar. Sebaliknya, pengetahuan rasional adalah pengetahuan yang menyeluruh dan lengkap. Tapi juga bisa belum sepenuhnya objektif dan belum sepenuhnya benar. Sebab, keobjektifan dan kebenarannya harus ditinjau dari keadaan praktek yang berlangsung, yang secara menyeluruh disalinghubungkan dan disimpulkan dari dan berdasarkan yang sepotong-sepotong. Sesuainya pengetahuan raional dengan praktek, baru bisa dinyatakan suatu pengetahuan rasional sebagai pengetahuan yang objektif dan benar.

2. BATAS DAN PERKEMBANGAN SERTA PERANAN PENGETAHUAN

1. Batas Pengetahuan
Pengetahuan yang berasal dari praktek bersifat terbatas dan tidak terbatas sekaligus, sesui dengan praktek itu sendiri. Pengetahuan manusia orang seorang itu terbatas karena praktek dan pengalaman sesorang juga terbatas. Tapi pengetahuan manusia bersama tidak terbatas karena praktek dan pengalaman manusia bersama juga tidak terbatas. Pengetahuan manusia satu generasi juga terbatas. Tapi pengetahuan manusia seluruh generasi tidak terbatas karena praktek dan pengalaman manusia seluruh generasi juga tidak terbatas.
Ketidakterbatasan pengetahuan manusia bersama dan manusia seluruh generasi terjadi melalui suatu proses akumulasi, yaitu pengumpulan dan penyatuan dari pengetahuan manusia orang seorang atau manusia satu generasi yang terbatas. Pengetahuan manusia orang seorang yang satu dengan yang lain terbatas, diakumulasi atau dikumpulkan dan disatukan menjadi pengetahuan manusia bersama yang tidak terbatas. Begitu juga pengetahuan manusia satu generasi yang satu dengan yang lain terbatas, diakumulasi atau dikumpulkan dan disatukan menjadi pengetahuan seluruh generasi yang tidak terbatas. Artinya, pengetahuan manusia seseorang yang terbatas, ditambah-tambah dan disatukan dengan pengetahuan-pengetahuan manusia-manusia seseorang lainnya yang juga terbatas, menjadi pengetahuan manusia bersama yang tidak terbatas. Begitu juga pengetahuan manusia satu generasi yang terbatas, ditambah-tambah atau disambung-sambung dan disatukan dengan pengetahuan manusia satu generasi yang lain yang juga terbatas, menjadi pengetahuan manusia seluruh generasi yang tidak terbatas.
Dengan begitu pengetahuan adalah terbatas pada manusia orang seorang, tapi tidak terbatas pada manusia bersama seluruhnya. Terbatas pada manusia satu generasi, tapi tidak terbatas pada manusia seluruh generasi. Terbatas pada satu waktu, tapi tidak terbatas pada seluruh waktu.
Maka semua yang ada secara objektif, yang tidak bisa diketahui oleh manusia orang seorang akan bisa diketahui oleh manusia orang seorang lainnya. Apa yang tidak bisa diketahui oleh manusia satu generasi akan bisa diketahui oleh manusia satu generasi lainnya. Yang tidak bisa diketahui pada satu waktu akan bisa diketahui pada satu waktu lainnya. Karena itu semua yang ada secara objektif pasti akan bisa diketahui. Soalnya adalah soal waktu. Jadi soalnya bukan tidak bisa diketahui, tapi belum bisa diketahui dan akan bisa diketahui sejalan dengan perkembangan praktek manusia orang seorang dan praktek manusia bersama serta sejalan dengan perkembangan praktek manusia satu generasi dan praktek manusia seluruh generasi.

2. Perkembangan Pengetahuan
Pengetahuan manusia tidak berhenti pada satu batas, tapi akan berkembang kebatas yang lain sejalan dengan praktek manusia yang juga tidak akan berhenti pada satu batas, tapi akan berkembang kebatas yang lain. Pengetahuan dan praktek manusia berkembang dan akan selalu berkembang terus sesuai dan sejalan dengan gerak materi yang juga terus menerus tanpa henti.
Pengetahuan manusia berkembang dan meluas. Itu berlangsung dan terjadi dari pengetahuan manusia orang-seorang dan manusia bersama sampai pengetahuan manusia satu generasi dan manusia seluruh generasi terkumpul dan tersambung dengan pengetahuan manusia-manusia orang seorang dan manusia generasi-generasi lainnya atau kelanjutannya. Semua pengetahuan itu dari pengetahuan yang satu kepengetahuan yang lain yang terus menerus bertambah, terus diakumulasi dan dikombinasi, disatukan dan saling hubungkan, diseleksi dan terus bersambung berkembang menuju dan menjadi pengetahuan yang luas dan makin luas serta tinggi dan makin tinggi.
Pengetahuan yang makin luas dan makin tinggi itu akhirnya pasti akan bisa menggali dan mencapai semua yang ada secara objektif yang masih tersembunyi, yang belum tergali dan belum tercapai.

3. Peranan Pengetahuan
Pengetahuan (wetenschap) atau teori mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan praktek dan materi, bagi hidup dan kehidupan manusia. Pengetahuan berasal dan lahir dari praktek serta berkembang dan meluas sejalan dengan perkembangan praktek dan materi. Tapi pengetahuan mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan praktek dan materi itu sendiri.
Pengetahuan mempunyai pandangan dan jangkauan jauh kedepan sebelum praktek dan materi itu berkembang. Pengetahuan merupakan sinar bagi praktek serta memimpin dan membawa arah perkembangan praktek dan materi. Praktek akan berjalan dalam gelap dan meraba-raba bila tidak disinari dan dipimpin oleh pengetahuan atau teori, sehingga akan terbentus-bentus dan tersesat.
Pengetahuan dan praktek tidak bisa dipisah-pisahkan antara yang satu dengan yang lain. Praktek melahirkan pengetahuan, sedang sebaliknya, pengetahuan menyinari dan memimpin praktek. Perkembangan praktek menimbulkan perkembangan pengetahuan, sedang sebaliknya, perkembangan pengetahuan kebenarannya diuji dalam praktek, yang selanjutnya menimbulkan perkembangan baru bagi praktek.
Praktek melahirkan pengetahuan, sedang sebaliknya, pengetahuan diuji dan kembali kepada praktek. Demikian berlangsung proses skematis: Praktek-Pengetahuan-Praktek.

3. PRAKTEK DAN PENGETAHUAN

1. Arti dan Macam Praktek
Praktek adalah kerja manusia atau perbuatan manusia mengubah materi, yaitu benda atau keadaan, serta mengubah alam dan kehidupan masyarakat.
Mengubah benda artinya adalah kerja produksi. Mengubah keadaan artinya adalah kerja sosial. Sedang mengubah alam berarti menentang atau melawan alam. Mengubah kehidupan masyarakat berarti berjuang atau ber-revolusi.
Kerja produksi dan menentang atau melawan alam merupakan praktek alam atau praktek produksi. Sedang kerja sosial dan berjuang atau ber-revolusi merupakan praktek sosial atau praktek revolusi.
Dengan begitu praktek pada pokoknya hanya terbagi dalam dua golongan atau dua macam, yaitu praktek alam atau praktek produksi dan praktek sosial atau praktek revolusi. Semua dan berbagai macam praktek manusia tergolong salah satu dari kedua macam praktek itu.
Karena itu pengetahuan atau teori yang lahjir dari praktek pada pokoknya juga hanya terbagi dalam dua golongan atau hanya ada dua macam, yaitu pengetahuan atau teoti tentang alam dan sosial, atau tentang produksi dan revolusi. Jadi juga hanya ada dua macam ilmu, yaitu ilmu alam dan ilmu sosial atau ilmu produksi dan ilmu revolusi. Berbagai macam ilmu pada pokoknya termasuk kedalam salah satu golongan atau salah satu macam ilmu itu.
Praktek alam atau praktek produksi melahirkan ilmu alam dengan segala macam jenisnya. Sedang praktek sosial atau praktek revolusi melahirkan ilmu sosial dengan segala macam jenisnya.

2. Peranan Praktek
Praktek mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan ilmu dan manusia. Praktek melahirkan pengetahuan atau ilmu, menguji dan mengembangkan kebenaran ilmu. Praktek membuat hidup manusia, membentuk watak manusia dan meningkatkannya.
Praktek ysng terus menerus, melahirkan pengalaman yang kesimpulannya menjadi teori. Kebenaran teori itu selanjutnya masih harus diuji didalam praktek. Kebenarannya ditinjau dari sesuai atau tidak dengan praktek. Sesuainya teori itu dengan praktek, berarto teori itu benar. Sedang yang tidak sesuai dengan praktek, berarti teori itu salah.
Peninjauan atau pengujian kebenaran teori itu didalam praktek tidak hanya sekali. Tapi terus menerus. Sebab dalam perkembangan praktek selanjutnya, teori yang sudah benar itu bisa menjadi selisih dan tidak sesuai lagi dengan praktek yang sudah berkembang. Keadaan demikian menuntut teori itu untuk menyesuaikan lagi dengan perkembangan praktek yang baru. Dari perkembangan itu, teori juga menjadi berkembang sesuai dengan perkembangan praktek. Begitu terus menerus, praktek melahirkan teori, menguji kebenaran teori, dan selanjutnya mengembangkan teori.
Praktek yang terus menerus juga menghasilkan sesuatu yang berguna bagi kelanjutan hidup manusia. Dari praktek yang terus menerus itu juga terbentuk watak manusia dan tuntutan untuk kelanjutannya.


3. Praktek Membentuk Watak
Praktek membuat hidup dan menjadi kehidupan manusia, membuat manusia menjadi biasa dalam hidup dan kehidupan itu, dan menimbulkan pada fikiran manusia tuntutan-tuntutan bagi kelanjutan dan perkembangannya. Kebiasaan dalam hidup dan dalam satu kehidupan itu dengan tuntutan-tuntutan bagi kelanjutan dan perkembangan dari kebiasaan hidup dan kehidupannya itu, menjadi dan merupakan suatu watak.
Demikian praktek membentuk watak, cara hidup mementukan cara berfikir, kedudukan sosial menentukan kesadaran sosial, atau kedudukan klas menentukan kesadaran klas. Begitu, bahwa keadan menimbulkan dan menetukan fikiran, materi menimbulkan dan menentukan ide, maka setiap perubahan keadaan atau perubahan materi akan menimbulkan dan menentukan pula perubahan watak, cara berfikir, kesadaran sosial atau kesadaran klas, ide atau fikiran.

4. KEBENARAN

1. Arti dan Macam Kebenaran
Kebenaran adalah sesuainya ide dengan materi, atau sesuainya fikiran dengan keadaan. Kebenaran ada dua macam, yaitu kebenaran objektif dan kebenaran subjektif.

Kebenaran Objektif ; Kebenaran objektif adalah suatu kenyataan apa adanya dari suatu materi atau keadaan.
Kebenaran Subjektif ; Kebenaran subjektif adalah suatu pencerminan ide tentang materi atau pencerminan fikiran tentang keadaan.


2. Sumber dan Letak Kebenaran
Sumber kebenaran adalah kenyataan apa adanya dari materi atau keadaan. Kebenaran objektif dan kebenaran subjektif , kedua-duanya bersumber dari kenyataan itu.
Adapun letak kebenaran, bagi kebenaran objektif letaknya ada di (kenyataan) materi atau keadaan. Sedang kebenaran subjektif letaknya ada di (pencerminan) ide atau fikiran.

3. Sifat Kebenaran
Kebenaran sesuatu mempunyai dua sifat, yaitu sifat absolut dan sifat relatif.

Kebenaran obsolut ; Kebenaran absolut adalah kebenaran yang lengkap dan menyeluruh dari sesuatu materi atau keadaan yang dicerminkan sesuai dengan kenyataan secara objektif, lengkap dan menyeluruh menurut apa adanya. Karena itu kebenaran absolut adalah juga kebenaran objektif.
Kebenaran Relatif ; Kebenaran relatif adalah kebenaran sementara atau kebenaran pada satu waktu, dan akan berubah atau berkembang pada waktu yang lain. Kebenaran relatif juga kebenaran disatu tempat, dan bisa berubah ditempat lain.

Kebenaran relatif berarti pula kebenaran yang baru sepotong atau baru sebagian dari suatu materi atau keadaan yang lengkap dan menyeluruh yang dicerminkan. Kebenaran relatif adalah juga kebenaran subjektif. Karena itu sendiri adalah relatif, bersifat semenatara, dan akan selalu berubah atau berkembang. Sebab, materi atau keadaan sebagai sumber kebenaran juga selalu berubah atau berkembang. Dengan begitu berarti bahwa kebenaran objektif ataupun kebenaran subjektif, kedua-duanya juga relatif, bersifat semenatara, dan akan berubah atau berkembang.
Kebanaran absolut dan kebenaran relatif adalah dua hal yang berhubungan sangat erat, tidak bisa dipisah-pisahkan. Kebenaran absolut, kebenaran yang lengkap dan menyeluruh, itu terjadi dan terdiri dari sepotong-sepotong atau baru sebagaian. Sebaliknya, kebanaran relatif, kebanaran yang baru sepotong-sepotong atau baru sebagaian itu, mengandung kebenaran absolut dan merupakan unsur atau bagian yang akan melahirkan suatu kebenaran absolut.
Kebenaran itu bersifat absolut karena kebenaran itu ada secara objektif. Dan kebenaran absolut itupun bersifat relatif, karena kebenaran itu hanya bersifat sementara.
Maka salah pendapat kaum subjektifis yang mengatakan tidak ada kebenaran objektif karena kebenaran bersifat relatif, bergantung pada ide yang mencerminkannya. Tapi juga salah pendapat kaum absolutis yang mengatakan tidak ada kebenaran subjektif atau tidak ada kebenaran ide karena kebenaran ide itu bersifat apa adanya. Karena itu kebenaran juga tidak bersifat relatif, tapi tetap.

4. Kebenaran Umum dan Kebenaran Khusus
Kebenaran kecuali mempunyai sifat absolut dan relatif, juga mempunyai sifat umum dan khusus, yaitu sebagai kebenaran umum dan kebenaran khusus. Kebenaran umum adalah kebenaran sepanjang masa atau kebenaran yang tetap selamanya. Kebenaran yang terdapat dan berlaku dimanapun dan kapanpun. Kebenaran khsusus adalah kebenaran menurut waktu, tempat dan tingkatan.
Kebenaran umum dan kebenaran khusus adalah dua hal yang berhubungan erat, tidak bisa dipisah-pisahkan. Kebenaran umum terjadi dari dan terdapat secara kongkrit pada kebenaran khusus. Atau kebenaran umum itu ada dan terdapat pada kebenaran khusus. Kebenaran umum merupakan poros dari kebenaran-kebenaran khusus. Sebaliknya, kebenaran khusus mengandung kebenaran umum dan berpedoman pada kebenaran umum itu.
Adalah salah pendapat kaum absolutis sebagaimana juga pendapat kaum dogmatis yang mengatakan tidak ada kebenaran khusus menurut waktu, tempat dan tingkatan. Kebenaran itu hanya satu dan universil. Kapanpun waktunya, dimanapun tempatnya dan bagaimanapun tingkatannya, kebenaran adalah sama. Kebenaran berlaku pada semua waktu, berlaku disemua tempat dan disemua tingkatan.
Tapi juga salah pendapat kaum relatifis dan kaum revisionis yang mengatakan tidak ada kebenaran umum. Semua kebenaran adalah relatif menurut waktu, tempat dan tingkatan. Dan berdasarkan pendapatnya yang salah itu kaum revisionis merevisi teori kebanaran umum Filsafat Marxisme dan merevisi ajaran Marxisme itu sendiri.


BAB. V
KATEGORI FILSAFAT

1. BENTUK DAN ISI
Bentuk adalah bingkai dari isi. Bentuk merupakan kekuatan dan pelindung kehidupan isi. Bentuk menyelimuti atau menyelubingi isi. Bentuk merupakan gejala luar yang tampak dan menampakkan diri, atau yang tertangkap oleh indera lebih dulu daripada isinya. Bentuk bersifat pasif dalam proses perkembangannya.
Adapun isi adalah sesuatu yang terkandung didalam bentuk. Isi merupakan inti dan kebenaran dari sesuatu. Isi merupakan sesuatu yang hidup dan membentuk kehidupan. Isi bersifat aktif dalam perkembangannya.
Bentuk dan isi adalah dua segi yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Kedua-duanya selalu berhubungan erat. Bentuk selalu mengandung isi. Tidak bentuk tanpa isi. Sebaliknya, isi selalu ada didalam bentuk. Tidak ada isi tanpa bentuk. Bentuk tanpa isi akan tidak mempunyai arti apa-apa. Sebaliknya, isi tanpa bentuk akan tidak mempunyai kekuatan, karena itu akan berantakan dan tidak bisa mempertahankan adanya. Bentuk dan isinya harus selalu sesuai, juga dalam setiap perkembangannya. Tidak sesuainya bentuk dengan isisnya akan menimbulkan suatu kontradiksi antara bentuk dengan isinya itu.
Bentuk ditentukan oleh isinya. Tapi bentuk mempunyai pengaruh terhadap isinya. Isi menetukan perkembangan bentuknya. Tapi bentuk mempengaruhi perkembangan isinya. Bentuk yang sudah sempit dan tidak sesuai dengan perkembangan isinya, akan dibongkar dan dihancurkan oleh isinya. Karena itu akan terjadi atau akan lahir dan timbul suatu bentuk yang baru yang sesuai dengan perkembangan isinya.
Bentuk yang baru, melonggarkan bagi perkembangan isinya lebih lanjut. Begitu sampai pada suatu ketika, bentuk menjadi sempit dan tidak sesuai lagi dengan perkembangan isinya. Karena itu juga akan terjadi lagi pembongkaran dan penghancuran terhadap bentuk itu oleh isinya untuk menganggantinya dengan bentuk yang baru lagi, yang sesuai dengan perkembangan isinya. Bentuk yang lama berubah menjadi bentuk yang baru, itu terjadi tidak dengan sendirinya. Tapi terjadi atas perjuangan aktif oleh isinya.

2. GEJALA DAN HAKEKAT
Gejala adalah apa yang tertangkap oleh indera. Gejala merupakan pelantunan hakekat, dan merupakan ujud luar yang mempunyai saling hubungan dengan hakekatnya. Gejala tampak dan menampakkan diri pada berbagai macam.
Adapun hakekat adalah saling hubungan yang menentukan adanya sesuatu dan menimbulkan gejala-gejalanya. Hakekat menampakkan diri lewat gejala-gejalanya. Gejala-gejala yang timbul dari adanya hakekat, tidak semua sama atau tidak semua mencerminkan sesuatu dengan hakekatnya. Walau begitu, untuk bisa mengetahui hakekat sesuatu, tentu melalui gejala-gejalanya.
Gejala yang sama atau yang mencerminkan sesuai dengan hakekatnya adalah gejala yang menembus langsung dengan hakekatnya.

3. SEBAB DAN AKIBAT
Sebab adalah yang menimbulkanakibat dan merupakan sumber dari timbulnya akibat atau ada serta terjadinya sesuatu. Adapun akibat adalah yang ditimbulkan oleh sebab.
Sebab dan akibat mempunyai hubungan langsung dan erat. Sebab menimbulkan akibat, dan tidak ada akibat tanpa sebab. Akibat akan terus menerus timbul selama sebab yang menimbulkannya itu masih ada.
Karena itu mengurus akibat harus pula mengurus atau mengakhiri sebabnya atau menyelesaikan sebabnya yang menimbulkannya itu. Mengurus akibat tanpa mengurus atau tanpa menyelesaikan dan mengakhiri sebabnya atau sebab yang menimbulkannya, akan tidak ada artinya. Akibat menuntut pengurusan yang segera, sedang sebab harus lebih lanjut dan mutlak untuk diurus.
Sebab selalu mendahului akibat. Sebaliknya, akibat selalu timbul kemudian sesudah sebab. Tapi apa yang timbul kemudian sebagai kelanjutan dari sesuatu yang timbul mendahuluinya, tidak tentu merupakan akibat dari yang timbul mendahuluinya itu.
Akibat yang ditimbulkan oleh sebab, pada proses kelanjutannya bisa menjadi sebab yang akan menimbulkan akibat yang baru. Studi tentang saling hubungan, pada hakekatnya adalah studi tentang saling hubungan sebab dan akibat.

4. KEHARUSAN DAN KEBETULAN
Keharusan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Ada dan terjadinya tidak bisa dielakkan dan tidak bisa ditolak. Keharusan adalah hal yang mutlak dan objektif.
Adapun kebetulan adalah sesuatu yang tidak tentu. Ada dan terjadinya bukan suatu kepastian. Kebetulan merupakan titik pertemuan atau titik persilangan dari dua keharusan. Kebutalan itu terjadi karena bertemunya dua keharusan. Kebetulan merupakan perwujudan kongkrit dari tuntutan dua keharusan.

BAB. VI
LOGIKA

1. LOGIKA
Logika adalah cara berfikir yang sederhana yang bisa diterima oleh akal. Logika sesuai dengan caranya yang sederhana, hanya dapat dipergunakan untuk memecahkan hal-hal yang sederhana.
Logika bukan cara berfikir yang kompleks dan mendalam. Karena itu juga tidak bisa dipergunakan untuk memecahkan hal-hal yang kompleks dan rumit.
Logika mengandung keterbatasan atau cara berfikir yang terbatas. Logika meninjau sesuatu hal hanya mengenai apa yang ada diluar atau yang tampak, dan tidak sampai menembus soalnya sampai kedalam. Logika hanya menangkap apa yang ada diluar, hanya pada bentuknya, gejalanya atau akibatnya. Tidak sampai menangkapnya apa yang ada didalam atau apa yang terdapat didalamnya. Tidak sampai menangkap isinya, hakekatnya atau sebabnya. Karena itu logika belum cukup untuk bisa mengetahui kebenaran secara lengkap dan menyeluruh.

2. DUA MACAM LOGIKA
Logika sebagai cara berfikir, terdapat dua macam, yaitu logika formil dan logika dialektik.
Logika formil seperti halnya metode metafisik, memandang segala sesuatu secara terpisah, dan memandang keadaan sebagai hal yang tetap, tidak berubah. Logika dialektik seperti juga cara berfikir dialektis, emandang segala sesuatu mempunyai saling hubungan dan dalam keadaan berubah, tidak tetap.

BAB. VII
MATERIALISME HISTORIS

Materialisme Historis adalah penerapan pandangan Materialisme dan Metode Dialektik dari Filsafat Materialisme Dialektik pada gejala sosial atau didalam masyarakat. Materialisme Historis adalah materialisme dialektikanya sejarah, atau materialisme dialektik yang berlaku didalam keadaan sosial atau didalam masyarakat.
Materialisme historis merupakan ciri dari kelengkapan dan ke-konsekuenan Filsafat Materialisme Dialektika Marx, yang membedakan Filsafat Marx dari filsafat-filsafat sebelumnya.
Perbedaan Filsafat Marx dengan filsafat-filsafat sebelumnya ialah terletak pada soal; bahwa filsafat-filsafat sebelum Marx hanya berbicara tentang gejala alam. Sedang pandangannya tentang sejarah masyarakat tidak jelas dan tidak konsekuwen. Baru filsafat Marx yang berbicara tidak hanya tentang gejala alam, tapi juga secara lengkap dan konsekwen berbicara tentang gejala sosial atau gejala masyarakat. Karena itu lahirnya filsafat M.D.H. Marx merupakan suatu revolusi dari sejarah filsafat.
Materialisme Historis Marx mengajarkan tentang; keadaan sosial menentukan kesadaran sosial, hukum umum perkembangan masyarakat, basis dan bangunan atas, klas dan perjuangan klas, negara dan revolusi, peranan massa dan pimpinan dalam sejarah

1. KEADAAN SOSIAL MENENTUKAN KESADARAN SOSIAL
Keadaan sosial mempunyai syarat-syarat dan terdiri dari tiga faktor, yaitu; geografi, penduduk dan cara produksi.
Dari ketiga faktor keadaan sosial itu yang paling menentukan adalah faktor cara produksi. Faktor cara produksi adalah faktor yang paling mobil, progressif dan revolusioner dalam mendorong maju keadaan sosial. Sedang faktor geografi dan faktor penduduk adalah faktor-faktor yang mempunyai pengaruh dan ikut menentukan dalam mendorong maju keadan sosial, tapi tidak lebih cepat dari faktor cara produksi.
Faktor geografi dan faktor penduduk itu berubah dan berkembang sangat lambat. Begitu lambatnya berubah dan berkembangnya faktor geografi dan faktor penduduk itu, sehingga ketinggalan sngat jauh dari berubah dan berkembangnya faktor cara produksi. Karena itu peranannya dalam mendorong maju keadaan sosial sampai seperti tidak terasa. Maka pada hakekatnya berubah dan berkembangnya keadaan sosial menjadi ditentuykan oleh berubah dan berkembangnya faktor cara produksi. Demikian kesadaran sosial yang ditentukan oleh keadaan sosial pada hakekatnya juga ditentukan oleh faktor cara produksi.
Adapun kesadaran sosial adalah suatu pengertian, pandangan dan sikap sosial manusia terhadap hidup dan kehidupannya, serta terhadap hidup dan kehidupan sosial masyarakat. Kesadaran sosial seseorang bergantung dan ditentukan oleh keadaan sosialnya.
Keadaan sosial menentukan kesadaran sosial. Perubahan dan perkembangan keadaan sosial juga membawa dan menentukan perubahan dan perkembangan kesadaran sosial. Walau begitu kesadaran sosial tidak bersikap pasif terhadap keadaan sosial. Kesadaran sosial mempunyai pengaruh aktif terhadap keadaan sosial, terhadap perubahan dan perkembangan keadaan sosial itu.
Faktor-faktor keadaan sosial yang mempengaruhi dan menentukan kesadaran sosial ialah geografi, penduduk dan cara produksi dengan peranannya masing-masing.



Geografi
Geografi meliputi unsur-unsur letaknya, bentuknya dan kegunaannya bagi produksi. Dari ketiga unsur itu yang paling penting peranannya dalam mempengaruhi dan ikut menentukan keadaan sosial, serta lebih lanjut mempengaruhi dan menentukan kesadaran sosial adalah unsur kegunaannya bagi produksi.

Geografi yang berbeda dari suatu negeri dan masyarakat, menimbulkan pula perbedaan keadaan sosial serta kesadaran sosial dari negeri dan masyarakat itu dengan keadaaan dan kesadaran sosial dari negeri dan masyarakat lain yang berbeda geografinya.

Perubahan dan perkembangan geografi membawa dan menentukan pula perubahan dan perkembangan keadaan sosial dan lebih lanjut membawa perubahan dan perkembangan kesadaran sosial.

Penduduk
Penduduk mempunyai dan meliputi unsur-unsur jumlah dan kepadatan. Unsur-unsur itu mempengaruhi dan ikut menentukan keadaan sosial yang selanjutnya mempengaruhi dan menentukan kesadaran sosial. Perubahan dan perkembangan penduduk ikut membawa dan menentukan perubahan dan perkembangan keadaan sosial yang lebih lanjut juga membawa perubahan dan perkembangan kesadaran sosial.

Perubahan dan perkembangan penduduk berlangsung dalam proses yang lebih cepat daripada proses perubahan dan perkembangan geografi.

Cara Produksi
Cara produksi terbentuk dan terdiri dari tenaga produktif dan hubungan produksi. Cara produksi adalah faktor yang paling mempengaruhi dan paling menentukan keadaan sosial yang lebih lanjut berarti paling mempengaruhi dan paling menentukan kesadaran sosial. Perubahan dan perkembangan cara produksi membawa dan menentukan pula perubahan dan perkembangan keadaan sosial yang lebih lanjut juga membawa dan menentukan perubahan dan perkembangan kesadaran sosial.

Proses perubahan dan perkembangan cara produksi sangat cepat, paling mempengaruhi dan paling menentukan dibanding dengan proses perubahan dan perkembangan geografi dan penduduk.

Proses perubahan dan perkembangan cara produksi dimulai dari proses perubahan dan perkembangan tenaga produktif serta ditentukan pada akhirnya oleh perubahan dan perkembangan hubungan produksi. Hubungan produksi menentukan cara produksi. Perubahan dan perkembangan hubungan produksi membawa perubahan dan perkembangan cara produksi.

Inti persoalan hubungan produksi adalah pemilikan atas alat produksi. Sedang inti persoalan pemilikan alat produksi adalah penentuan kedudukan sosial manusia dalam hubungannya antara yang satu dengan yang lain dalam proses produksi, dan lebih lanjut kedudukan sosial itu menentukan kesadaran sosial.

Kedudukan sosial manusia sebagai pemilik alat produksi menimbulkan dan menentukan kesadaran sosialnya sebagai pemilik alat produksi untuk mempertahankan pemilikannya atas alat produksi. Sebaliknya, kedudukan sosial manusia sebagai bukan pemilik alat produksi menimbulkan dan menentukan kesadaran sosialnya sebagai bukan pemilik alat produksi untuk anti pada pemilikan atas alat-alat produksi.

Demikian pada hakekatnya keadaan sosial ditentukan oleh hubungan produksi, dan kesadaran sosial ditentukan oleh kedudukan sosial dalam hubungan produksi itu.
Kesadaran sosial itu hanya ada dua macam, yaitu kesadaran sosial untuk mempertahankan pemilikan perseorangan atas alat produksi dan kesadaran sosial untuk pemilikan bersama secara kolektif atas alat produksi sebagai milik masyarakat.

2. HUKUM UMUM PERKEMBANGAN MASYARAKAT
Hukum umum perkembangan masyarakat adalah suatu hukum yang objektif. Hukum itu timbul dan berlangsung secara objektif didalam masyarakat, diluar kesadaran dan diluar kemauan manusia. Timbul dan terjadinya tidak diciptakan oleh manusia. Berlangsung dan terlaksananya tidak bisa dihindari dan tidak bisa ditolak oleh manusia dan oleh kekuatan apapun. Itu sudah menjadi kepastian sejarah dalam proses perkembangan amsyarakat.
Hukum perkembangan masyarakat dimulai dari proses kebutuhan hidup manusia yang pokok, yaitu mempertahankan dan melangsungkan hidup dalam proses kehidupan dan perkembangan selanjutnya. Proses itu berlangsung secara objektif dan berlaku sebagai hukum umum perkembangan masyarakat, bahwa :

• Kebutuhan hidup manusia yang pokok ialah mempertahankan dan melangsungkan hidup.
• Untuk bisa mempertahankan dan melangsukan hidup, manusia harus makan, berpakaian dan bertempat tinggal. Itu merupakan syarat dan sebagai kebutuhan hidup yang primer.
• Untuk bisa memenuhi kebutuhannya yang primer itu, manusia harus bekerja meproduksinya.
• Untuk bisa bekerja memproduksi, manusia harus mempergunakan alat kerja dan ada sasaran kerja. Alat kerja dan sasaran kerja itu merupakan dan disebut sebagai alat produksi. Dalam hal kerja itu juga harus ada atau tersedia tenaga kerja.
• Tenaga kerja manusia dengan kecakapan dan keahliannya yang didapat dari pengalaman kerjanya beserta alat produksi, merupakan tenaga produktif.
• Tenaga produktif itu selalu berubah dan berkembang, tidak pernah tinggal diam atau berhenti pada satu saatpun. Tenaga produktif itu merupakan motor dari perkembangan maju masyarakat.
• Perkembangan dan perubahan tenaga produktif dimulai pertama-tama dari perubahan dan perkembangan alat kerja, kemudian diikuti dengan perubahan dan perkembangan kecakapan dan keahlian tenaga kerja yang menggunakan alat kerja itu. Tenaga kerja itu merupakan faktor yang terpenting dalam tenaga produktif.
• Tenaga produktif selalu menuntut keharusan sesuainya hubungan produksi engan perkembangan dan perubahan tenaga produktif itu pada setiap tingkat.
• Hubungan produksi adaah hubungan antara manusia yang satu dengan yang laiin dalam proses produksi. Hubungan produksi itu berlangsung karena untuk memproduksi, manusia tidak cukup hanya dengan menggunakan tenaga kerja sendiri dan alat produksi, tapi masih harus mengadakan hubungan dengan manusia lain yang merupakan dan disebut sebagai hubungan produksi.
• Hubungan produksi mengandung isi yang pokok, yaitu kedudukan pemilikan atas alat produksi dalam proses produksi itu. Artinya, alat produksi dalam proses produksi itu milik siapa. Milik bersama secara kolektif dari semua manusia dalam hubungan produksi itu, atau milik perseorangan secara sepihak dalam proses produksi itu juga.
• Hubungan produksi itu menentukan kwalitas suatu masyarakat. Berubah dan berkembangnya hubungan produksi berarti berubah dan berkembangnya suatu masyarakat.
• Hubungan produksi harus selalu sesuai dengan tenaga produktif dalam setiap tingkat perubahan dan perkembangan tenaga produktif itu. Hubungan produksi itu berlangsung diluar kesadaran manusia. Tapi kesadaran manusia tidak berarti pasif. Kesadaran manusia juga mempunyai peranan aktif dalam proses perubahan dan mendorong maju perkembangan hubungan produksi sesuai dengan perkembangan tenaga produktif.
• Hubungan produksi merupakan bingkai dari tenaga produktif sebagaimana bentuk merupakan bingkai dari isi. Hubungan produksi itu bersifat pasif dalam setiap proses perubahan dan perkembangannya. Sebaliknya, tenaga produktif bersikap aktif dalam setiap proses perubahan dan perkembangannya. Perubahan dan perkembangan hubungan produksi selalu kemudian daripada perubahan dan perkembangan tenaga produktif.
• Hubungan produksi yang sudah menjadi sempit bagi perubahan dan perkembangan tenaga produktif, pada akhirnya akan dibongkar dan dihancurkan oleh perkembangan tenaga produktif itu sendiri untuk kemudian diganti dengan hubungan produksi baru yang sesuai dengan perkembangan dn watak tenaga produktif itu. Dengan berubah dan berkembangnya hubungan produksi, berubah dan berkembang pula masyarakatnya.
• Keharusan sesuainya hubungan produksi dengan perkembangan tenaga produktif itu merupakan suatu hukum dan yang mendorong maju perkembangan masyarakat. Itu adalah hukum umum perkembangan masyarakat.
• Hubungan produksi dan tenaga produktif merupakan cara produksi, dengan hubungan produksi sebagai faktor yang menentukan cara produksi, sebagaimana hubungan produksi menentukan kwalitet suatu masyarakat. Begitu hubungan produksinya, begitu pula cara produksi dan sistim ekonominya, yang berarti begitu juga kwalitet masyarakatnya. Berubah hubungan produksinya berarti berubah cara produksi dan sistim ekonominya, juga kwalitet masyarakatnya.

3. BASIS DAN BANGUNAN ATAS
Basis adalah suatu sistim Ekonomi. Faktor-faktor sistim ekonomi ialah pemilikan alat produksi, distribusi hasil produksi dan pertukaran dari hasil produksi itu. Dari tiga faktor itu yang paling menentukan adalah faktor pemilikan alat produksi.
Adapun bangunan atas adalah suatu pencerminan dari basis. Bangunan atas berdiri diatas dan karena kekuatan basis. Bangunan atas terdiri dari dua faktor, yaitu faktor ide dan faktor pelaksana atau realisator ide. Dari dua faktor itu, akhirnya yang penting dan menentukan adalah faktor alat pelaksana atau alat ralisator itu.
Basis menentukan bangunan atas, yaitu menentukan perubahan dan perkembangan bangunan atas. Berubah dan berkembangnya basis, berarti berubah dan berkembangnya bangunan atas. Tapi bangunan atas tidak bersifat pasif. Bangunan atas mempunyai peranan aktif dalam mengubah dan mengembangkan basis itu. Pengalaman sejarah menunjukkan bahwa pengubahan dan perubahan revolusioner basis selalu dimulai dari pengubahan dan perubahan revolusioner bangunan atas.
Pengubahan dan perubahan basis yang selalu dimulai dari pengubahan dan perubahan bangunan atas itu tidak berarti bahwa bangunan atas yang menentukan basis. Tapi tetap basis yang menentukan bangunan atas. Sebab bila pengubahan dan perubahan bangunan atas itu berhenti hanya pada penngubahan dan perubahan bangunan atas itu saja, dan tidak terus ampai pada pengubahan dan perubahan basisi, maka akhirnya bengunan atas yang sudah berubah itu akan kembali sperti semula sesuai dengan basisinya yang belum atau tidak berubah karena tidak diubah.

4. KLAS DAN PERJUANGAN KLAS
Klas adalah segolongan orang yang mempunyai kedudukan yang sama dalam hubunganya dengan pemilikan alat produksi, mempunyai kepentingan yang sama dan tujuan yang sama pula.
Kedudukan sosial klas sesorang dalam masyarakat ditentukan oleh hubungannya dengan pemilikan alat produksi, yaitu dia sebagai pemilik alat produksi atau sebagai bukan pemilik alat produksi. Mereka yang menduduki sebagai pemilik alat produksi adalah klas parasit yang menghisap dan menindas. Sebaliknya mereka yang menduduki sebagai bukan pemilik alat produksi adalah klas pekerja atau produsen yang terhisap dan tertindas.
Ideologi klas seseorang ditentukan oleh kedudukan dan kepentingan klasnya. Disamping itu juga ditentukan oleh tujuan perjuangan hidupnya. Artinya, ia berjuang untuk apa, untuk siapa, dan untuk kepentingan klas mana. Untuk memiliki dan mempertahankan serta melindungi pemilikan perseorangan atas alat produksi atau untuk menghapuskan pemilikan perseorangan atas alat produksi dan menjadikannya sebagai milik bersama seluruh masyarakat. Mereka yang berjuang untuk yang pertama adalah berideologi klas penghisap dan penindas. Sedang mereka yang berjuang untuk yang kedua adalah berideologi klas buruh.
Kepentingan klas sesorang ditentukan oleh kedudukan klasnya. Klas pemilik alat produksi sebagai klas penghisap dan penindas mempunyai kepentingan untuk mempertahankan dan melindungi pemilikannya atas alat produksi, yang berarti berkepentingan untuk mempertahankan dan melindungi penindasan penghisapannya. Sebaliknya, klas bukan pemilik alat produksi sebagai klas terhisap dan tertindas mempunyai kepentingan untuk menghapuskan kepemilikan perseorangan atas alat produksi, yang berarti berkepentingan untuk menghapuskan penghisapan dan penindasan.
Klas dalam masyarakat berklas hanya terdapat dua klas yang pokok, yaitu klas pemilik alat produksi sebagai klas penghisap dan penindas, dan klas bukan pemilik alat produksi sebagai klas terhisap dan tertindas. Tapi disamping dua klas yang pokok itu, ada satu klas peralihan, yaitu klas pemilik alat produksi yang sekaligus juga klas pekerja yang terhisap dan tertindas oleh klas pemilik alat produksi yang besar yang menghisap dan menindas.
Klas-klas dalam masyarakat lahir sesudah terjadinya perampasan dan pemilikan perseorangan atas alat produksi oleh segolongan kecil manusia yang kuat terhadap segolongan besar manusia yang lemah.
Lahirnya klas dalam masyarakat menimbulkan adanya perjuangan klas didalam masyarakat. Perjuangan klas adalah perjuangan untuk membela kepentingan klas dan tujuan klas, atau perjuangan antara dua klas yang kepentingan dan tujuannya bertentangan.
Perjuangan klas antara dua klas yang saling bertentangan kepentingan dan tujuannya itu tidak mengenal kompromi dan tidak bisa dikompromikan, berwatak dan bersifat antagonis. Perjuangan klas itu terus berlangsung dan tidak akan berhenti pada satu saat pun. Hanya bentuk dan sifatnya yang kadang-kadang terbuka dan kaang-kadang tertutup.
Perjuangan klas itu akan terus menerus berlangsung, tidak akan berhenti dan tidak akan lenyap selama klas-klas itu sendiri masih ada didalam masyarakat. Berhenti dan lenyapnya perjuangan klas akan bersamaan dengan lenyapnya klas-klas itu dari masyarakat.
Klas-klas itu akan lenyap bila dan pada saat pemilikan perseorangan atas alat produksi lenyap atau hapus dan menjadi pemilikan bersama oleh masyarakat.

5. NEGARA DAN REVOLUSI

1. Negara
Negara adalah alat suatu klas yang berkuasa untuk menindas dan menguasai klas yang lain untuk mempertahankan dan melindungi kepentingan dan kekuasaan klas yang berkuasa.
Negara lahir dalam masyarakat berklas sesudah klas-klas itu sendiri lahir, dan sesudah terjadi pertentangan serta timbul perlawanan dan perjuangan klas. Negara lahir sebagai akibat dari adanya perlawanan dan perjuangan klas tertindas dan terhisap terhadap klas yang menindas dan menghisap, suatu perlawanan yang terus menerus dan tidak teratasi. Untuk bisa mematahkan dan menindas serta mengatasi setiap perlawanan yang timbul dari klas yang tertindas atau dari klas lain, dan untuk menjaga serta melindungi kepentingan dan kekuasaan, serta untuk bisa menegakkan dan mempertahankan kekuasaannya lebih lanjut, klas yang berkuasa memerlukan alat kekuasaan dan kekuatan, dan itu adalah negara.
Demikian negara lahir sebagai alat kekuasaan dan alat penindas dari klas yang berkuasa terhadap klas lain, dan bukan sebagai alat pendamai dalam pertentangan klas yang berdiri diatas semua klas yang saling bertentangan.
Negara sesuai dengan fungsinya, selalu berwatak dan bersifat diktatur dari klas yang berkuasa terhadap klas yang lain.
Aparat kekuasaan negara yang utama dan penting serta pokok adalah pemerintah, angkatan bersenjata dan penjara. Ketiga aparat kekuasaan negara itu adalah mutlak dan merupakan hakekat negara. Dan dari ketiganya itu yang paling penting adalah angkatan bersenjata.
Negara sebagai alat kekuasaan berarti alat pelaksana politik atau alat pelaksana ide klas yang berkuasa. Karena itu negara merupakan suatu faktor dari bangunan atas. Dan sebagai bangunan atas, negara lahir dan berdiri diatas basis serta yang melindungi basis itu. Maka watak suatu negara tidak bisa lepas dari watak basisnya atau watak dan kepentingan sistem ekonomi yangberlangsung. Watak dan fungsi tentu sesuai dengan watak dan kepentingan basis atau sistem ekonominya, dan sesuai denga watak serta kepentingan klas yang berkuasa. Tidak bisa lain.
Negara sesuai dengan sejarah lahir dan terbentuknya, tidak selamanya ada dan mutlak. Ada jaman yang masyarakatnya hidup berlangsung tanpa ada negara, yaitu masyarakat komunal primitif sebagai masyarakat yang tidak berklas karena klas-klas belum lahir atau belum ada dalam masyarakat itu. Karena itu negara pada akhirnya juga akan lenyap dari masyarakat. Akan datang masanya yang masyarakat hidup berlangsung tanpa negara., yaitu masyarakat komunisme sebagai masyarakat yang tidak berklas karena klas-klas sudah lenyap dari masyarakat itu.
Negara pada akhirnya akan lenyap dari masyarakat bersamaan dengan lenyapnya klas-klas dari masyarakat itu pula.

2. Revolusi
Revolusi adalah perebutan dan pergantian kekuasaan dari klas yang berkuasa kepada klas lain yang lebih maju. Dengan begitu pergantian kekuasaan kepada klas lain yang reaksioner adalah bukan revolusi, tapi kontra revolusi.
Revolusi mempunyai tiga sasaran utama, yaitu politik, ekonomi dan kebudayaan. Itu berarti revolusi yang pertama-tama ditujukan untuk merebut dan mengganti kekuasaan negara. Segera sesudah itu berhasil, harus segera merebut dan mengoper kekuasaan atas alat produksi. Kemudian sesudah kekuasaan itu mantap dan terkonsolidasi kuat, lalu merombak kebudayaan lama dengan segala sisa-sisanya untuk memenangkan dan mendominasi kebudayaan baru, kebudayaan klas yang berevolusi.
Revolusi yang sudah berhasil merebut dan mengganti kekuasaan negara, tapi tidak diteruskan untuk merebut dan mengoper kekuasaan atas alat produksi, akan berarti revolusi itu hanya dalam bentuk, dan tidak sampai pada isinya. Revolusi yang demikian, pada hakekatnya dan pada akhirnya adalah revolusi yang gagal. Sebab hakekat suatu revolusi adalah merebut dan mengoper kekuasaan atas alat produksi untuk merombak sistem ekonomi yang lama dan menggantinya dengan sistem ekonomi yang baru dari klas yang berevolusi.
Revolusi di lapangan politik berarti merebut dan mengganti kekuasaan negara, merombak aparatnya yang lama dan menggantinya dengan aparat yang baru sebagai aparat revolusi, yaitu aparat yang sesuai dan untuk melaksanakan tujuan revolusi. Dan tujuan revolusi berarti tujuan klas yang berevolusi, yaitu klas yang merebut dan mengganti kekuasaan.
Revolusi di lapangan ekonomi berarti merebut dan mengoper kekuasaan atas alat produksi. Merombak hubungan produksi yang lama dan menggantinya dengan hubungan produksi yang baru dari klas yang berevolusi, yang berarti merombak sistem ekonomi yang lama dan menggantinya dengan sistem ekonomi yang baru dari klas yang berevolusi.
Revolusi di lapangan kebudayaan berarti melawan dan merombak kebiasaan dan cara berfikir yang lama dan menggantinya dengan kebiasaan dan cara berfikir yang baru dari klas yang berevolusi.
Revolusi di lapangan politik tanpa merombak aparat yang lama dan menggantinya dengan aparat yang baru, aparat revolusi dari klas yang berevolusi, akan menghambat dan bisa membelokkan jalannya revolusi dari arah tujuan revolusi.
Revolusi di lapangan ekonomi tanpa merombak hubungan produksi dan sistem ekonomi yang lama untuk menggantinya dengan hubungan produksi dan sistem ekonomi yang baru dari klas yang berevolusi, akan tidak ada artinya bagi tujuan revolusi, yang berarti gagal.
Revolusi di lapangan politik dan ekonomi tanpa dilanjutkan atau tanpa revolusi di lapangan kebudayaan, akan bisa menyelewengkan jalannya revolusi dari arah dan tujuan revolusi itu.
Revolusi-revolusi yang sudah terjadi dalam sejarah, bisa dibagi dalam dua kategori pokok, yaitu revolusi proletar atau revolusi sosialis dan revolusi -revolusi sebelumnya. Dua kategori pokok revolusi itu mempunyai perbedaan besar dan prinsip pada watak dan sifat serta tujuannya.
Revolusi proletar atau revolusi sosialis adalah revolusinya klas bukan pemilik alat produksi atau revolusinya klas yang tertindas dan terhisap, yaitu revolusinya klas buruh atau klas pekerja terhadap klas pemilik alat alat produksi atau klas penghisap. Sedang revolusi - revolusi sebelumnya, revolusi - revolusi sebelum revolusi proletar atau sebelum revolusi sosialis adalah revolusinya klas -klas pemilik alat produksi atau klas penghisap terhadap klas lain, atau terhadap klas pemilik alat produksi atau klas penghisap yang lama.
Revolusi proletar atau revolusi sosialis bertujuan untuk menghancurkan sistem ekonomi dan masyarakat penghisapan dan menggantinya dengan sistim ekonomi dan masyarakat sosialis, yaitu sistim ekonomi dan masyarakat kolektif tanpa penghisapan. Sedang revolusi - revolusi sebelumnya bertujuan untuk mengganti sistim ekonomi dan masyarakat penghisapan yang lama dengan sistim ekonomi dan masyarakat penghisapan yang baru.
Revolusi proletar atau revolusi sosialis betugas untuk membangun sistim ekonomi dan masyarakat yang sama sekali baru, yang belum terkandung atau belum tumbuh dalam sistim ekonomi dan masyarakat yang lama yang digantinya. Sedang revolusi - revolusi sebelumnya bertugas membangun atau menegakan sistim ekonomi yang sudah terkandung atu sudah tumbuh didalam sistim ekonomi dan masyarakat yang lama yang diganti. Dengan begitu, revolusi-revolusi sebelum revolusi proletar atau sebelum revolusi sosialis berarti tidak membangun sistim ekonomi yang sama sekali baru.
Revolusi Proletar atau revolusi sosialis dan revolusi-revolusi sebelumnya yang watak, sifat dan tujuannya saling berbeda secara prinsip itu, berbeda pula praktek berlangsungnya, pelaksanaannya dan penegakannya.
Revolusi proletar atau revolusi sosialis berlangsung sampai pada penumbangan sistim ekonomi dan masyarakat yang lama beserta akar-akarnya. Pelaksanaan dan penegakannya harus dengan aparat yang baru yang bersih dari watak dan sifat-sifat lama. Sedang revolusi-revolusi sebelumnya, berlangsung sampai berlaku dan berkuasanya sistim ekonomi dan masyarakat baru dengan masih bisa membiarkan atau meneruskan berlakukanya sisa-sisa sistim ekonomi dan masyarakat lama didalam sistim ekonomi dan masyarakat baru. Pelaksanaan dan penegakannya bisa pula menggunakan atau dengan aparat-aparat lama yang masih membawa watak dan sifat-sifat lama.
Revolusi proletar atau revolusi sosialis membangun sistim ekonomi dan masyarakat yang sama sekali baru. Karena itu, didalamnya akan berlangsung kontradiksi atau pertentangan yang makin menajam antara watak dan fikiran-fikiran lama, atau antara ideologi baru dengan ideologi lama yang ditumbangkan, yang sisa-sisanya masih berusaha untuk berkuasa kembali. Watak dan fikiran atau ideologi yang baru dan yang lama itu tidak bisa saling berintegrasi atau tidak bisa diintegrasikan, dan kontradiksi atau pertentangannya tidak bisa dikompromikan. Sedang revolusi-revolusi sebelum revolusi proletar atau sebelum revolusi sosialis membangun sistim ekonomi dan masyarakat yang tidak sama sekali baru. Karena itu didalamnya tidak akan berlangsung kontradiksi atau pertentangan yang makin menajam antara watak dan fikiran atau ideologi yang lama. Tapi kontradiksi atau pertentangan antara keduanya itu akan melunak dan bisa dikompromikan serta bisa saling berintegrasi.
Revolusi-revolusi itu menjadi matang dan berlangsung atau terjadi dengan melalui syarat-syarat dalam proses krisis revolusioner. Tanda-tanda atau ciri-ciri dari krisis revolusioner itu ialah :

• Massa rakyat sudah tidak puas dan tidak mau dengan keadaan yang lama yang sedang berlangsung.
• Massa rakyat sudah berani dan sudah bertindak menentang dan melawan keadaan itu, baik secara bersama atau terorganisasi maupun secara sendiri-sendiri yang "anarchis".
• Klas atau pemerintah yang berkuasa sudah tidak mampu mengatasi keadaan dan tidak mampu membuat jalan keluar.
• Klas yang baru sudah siap dan sudah mampu untuk menggangti kekuasaan lama, serta sudah siap tampil kedepan memimpin dan mampu melaksanakan kepemimpinan dalam perlawanan massa rakyat terhadap kekuasaan klas atau kekuasaan pemerintah lama.

Revolusi adalah perlawanan besar dan menyeluruh dari massa rakyat terhadap kekuasaan klas atau pemerintah lama yang proses kematangannya dimulai dari perlawanan-perlawanan yang kecil-kecil dan terpisah-pisah. Revolusi selalu berlangsung dengan perlawanan dan kekerasan. Tidak ada revolusi yang berlangsung secara damai.

6. PERANAN MASSA DAN PIMPINAN DALAM SEJARAH
1. Massa
Massa adalah segolongan besar manusia dalam masyarakat yang mempunyai ikatan atau persamaan kepentingan tertentu. Massa disini berarti massa pekerja atau rakyat pekerja.
Massa rakyat pekerja adalah pencipta sejarah. Massa rakyat pekerja adalah kaum produsen. Sejarah masyarakat adalah sejarah dari massa rakyat pekerja. Sejarah adalah sejarah dari kaum produsen, dan bukan sejarah dari para pimpinan.
Massa rakyat pekerja adalah juga pelaksana dan realisator ide-ide masyarakat. Tanpa massa rakyat pekerja tidak akan ada ide-ide masyarakat atau ide-ide sosial yang bisa dilaksanakan atau direalisasi.
Massa rakyat pekerja hidup dan menghidupi serta menentukan jalan hidup dan kehidupan mereka sendiri.
Massa dalam hidup dan kehidupannya memerlukan dan mempunyai pimpinan yang lahir dari antara mereka dan mereka tentukan sendiri. Massa melahirkan dan menentukan pimpinan, dan bukan sebaliknya. Massa bukan semacam domba yang hanya menurut kemana gembalanya.

2. Pimpinan
Pimpinan adalah orang yang menjadi poros dalam hidup dan kehidupan massa, Pimpinan menjadi pedoman dalam menempuh jalan hidup dan kehidupan massa.
Pimpinan adalah satu dengan massa dan lahir dari antara massa itu sendiri. Pimpinan adalah juga massa, tapi massa yang paling menonjol diantara mereka dan mempunyai banyak kelebihan dari yang lain, baik dalam hidup dan kehidupan, maupun dalam menempuh jalan hidup dan kehidupan itu, serta dalam mencapai kepentingan bersama.
Kemenonjolan dan kelebihan pimpinan ialah, bahwa pimpinan dalam hal itu memiliki syarat-syarat "serba paling", yaitu paling berpengaruh, paling jauh pandangannya, paling berani, dsb. Sesuai dengan dasar kebutuhan dan kepentingan massa yang bersangkutan.
Pimpinan merupakan peresan dari massa dan cermin dari hidup dan kehidupan massanya. Pimpinan merupakan wakil dan pembawa kepentingan, perasaan dan fikiran massa yang dipimpinnya. Pimpinan yang sudah menyeleweng dan sudah tidak mewakili atau sudah tidak membawa kepentingan, perasaan dan fikiran massanya, akan ditinggalkan dan akan diganti dengan pimpinan yang baru oleh massanya.
Pimpinan lahir dari massa serta hidup dan besar dari massa. Pimpinan akan terus diikuti oleh massa selama dia mewakili dan membawa kepentingan, perasaan dan fikiran massanya. Sebaliknya, pimpinan akan jatuh dan tenggelam ditengah-tengah massa serta ditentang oleh massa dan lenyap dari massa bila dia sudah tidak lagi mewakili dan membawa kepentingan, perasaan dan fikiran massanya.
Pimpinan dan massa adalah satu. Tidak bisa dipisah-pisahkan. Massa memerlukan pimpinan dalam hidup dan kehidupannya, serta dalam menempuh jalan hidup dan kehidupannya itu, juga dalam mencapai kepentingannya. Sebaliknya, pimpinan tidak bisa lahir dan tidak bisa hidup tanpa massa. Pimpinan tanpa massa tidak akan bisa berbuat apa-apa, dan tidak ada artinya.
Pimpinan hidup satu dengan massa dan ditengah-tengah massa. Pimpinan mengerti kepentingan massa, mendengarkan suara massa, memperhatikan perasaan massa, mempelajari fikiran dan pendapat massa. Lalu menyimpulkan suara, perasaan, fikiran dan pendapat massa itu. Kemudian menjadikan kesimpulan itu sebagai garis pimpinan yang sesuai dengan kepentingan massa, dan untuk mencapai kepentingan massa. Selanjutnya mengembalikan garis pimpinan itu kepada massa untuk dilaksanakan dan direalisasi.
Kesimpulan dan garis pimpinan yang tepat sesuai dengan kepentingan massa dan sesuai dengan perasaan serta fikiran massa, akan mampu memobilisasi kekuatan massa untuk melaksanakan dan merealisasinya. Massa adalah inspirator dan realisator serta penguji dari ketepatan garis pimpinan. Dengan begitu, kesimpulan dan garis pimpinan adalah berasal dari massa, kembali kepada massa, dilaksanakan dan direalisasikan oleh massa, serta untuk kepentingan massa. Maka pada akhirnya masalah yang menentukan, dan bukan pimpinan.
Kepentingan, perasaan dan fikiran massa merupakan garis massa. Dan garis massa itu menentukan serta menjadi garis pimpinan, yang pada pelaksanaan dan realisasinya kembali berakhir kepada massa yang menentukannya.
Demikian peranan massa dan pimpinan dalam sejarah perkembangan masyarakat. Pimpinan yang menunjukkan arah dan jalannya, sedang massa yang menentukan.


Comments

Popular posts from this blog

Future Tense, Future Continuous Tense, Future Perfect Tense, And Future Perfect Continuous Tense (Versi Indonesia)

PERDEBATAN ANTARA GOLONGAN TUA DAN MUDA MENJELANG PROKLAMASI