GARIS BESAR METODE KERJA

Pengertian Dari Metode Kerja


Metode kerja merujuk pada suatu sistem bekerja dari hubungan antara pemimpin dan anggota suatu organisasi. Sistem ini harus mempertanggung jawabkan proses pengambilan keputusan pembagian kerja pengembangan nilai nilai yang diperlukan atau sikap sikap secara demokratis dalam mengatasi kesulitan kesulitan organisasi, rakyat dan soal soal lain.

Hal ini menyangkut formulasi kebijakan kebijakan dan garis besar (guide lines). Simplifikasi(penyederhanaan) kerja, prosedur, aturan aturan didalam dan aturan aturan diluar. Berikut ini adalah hasil diskusi tentang boberapa metode kerja yang pokok pokok.

A. Sistim Komite (SK):

Sistem komite ini menunjuk pada dinamika kepemimpinan kolektif didalam organisasi, antara lain pengawasan terhadap monopolisasi oleh satu orang atau group terpilih dalam pendistribusian tugas tugas dan pengambilan keputusan.

Secara ideal, sebuah organisasi harus memiliki komisi komisi kerja sebagai berikut : keanggotaan, pendidikan, Keuangan, Penelitian dan penerbitan atau publikasi.

Ada kesulitan kesulitan tertentu, kita harus mongakui dan bisa mengatasi dalam usaha mempertahankan sistem komite yang efektif. Salah satu kesulitan tersebut adalah ketiadaan pemimpin-pemimpin dan anggota anggota yang bertanggung jawab dalam mengerjakan kerja komite. Ini dialami oleh organisasi yang baru mancapai tahap awal. Dalam situasi seperti ini ketua ketualah yang harus menanyani dan mengerjakan bertumpak tumpuk kerja, sampai pada saat organisasi bisa menghasilkan anggota baru.

Persoalan lain adalah kurangnya ketua ketua yang berpengalaman untuk mengatasi tugas tugas khusus. Maka, menjadi keharusan buat, mengembangkan kecakapan dalam tugas tugas atau kerja kerja khusus ini. Mereka yang bekerja dalam komite komite perlu menjalani latihan latihan kbusus dan membakukan pengalaman pengalaman mereka.

Kwalitas pengambilan keputusan ditingkat komite harus dipastikan. Beberapa ketua komite berkecenderungan memonopoli pengambilan keputusan. Atau jika mereka melakukan konsultasi dengan para anggotanya mereka cenderung mendominasi anggata dalam diskusi.

Untuk menjalankan sistem komite yang lebih efektif, setiap anggota harus memiliki tugas yang pasti dan secara lengkap paham atas program aksi yang diambil dalam waktu tertentu, sehingga setiap anggota akan dibimbing oleh keseluruhan arah dan tujuan organisasi


B. Tentang Partisipasi Demokratis dan Kepemimpinan Terpusat (Centralized Leadership):

1. Partisipasi Demokratis :

Hak untuk turut serta dalam diskuisi untuk membuat penyelidikan, kritik dan mengemukakan saran saran disemua tingkatan organisasi.

Dipihak lain, pandangan dan kepentingan tiap individu harus diabdikan pada pandangan dan kepentingan keseluruhan organisasi dan setiap orang harus diikat oleh disiplin.

2. Kepemimpinan Terpusat:

Hal ini bukanlah soal kewibawaan. Sebaliknya, menjadi keharusan para ketua disemua tingkatan untuk mempertahankan dan memperkokoh kepercayaan anggota pada mereka. Juga merupakan tugas dari mereka yang menduduki posisi diatas(leading positions) untuk memberikan bimbingan (guidance) kepad semua anggota. Lebih jauh lagi, mereka bertanggung jawab terhadap penyebaran dan penjelasan garis besar dan keputusan organisasi pada anggotanya.

C. Bagaimana Cara Melakukan Pertemuan yang Benar:

Pertemuan adalah proses dikalangan anggota suatu kelompok yang berkumpul bersama sama guna bertukar informasi dan mengambil keputusan mengenai persoalan persoalan yang dihadapi dan mempengaruhi jalannya organisasi secara keseluruhan atau komite komite didalam organisasi tersebut.

Ada tiga unsur pokok pertemuan yang harus kita pertimbangkan yaitu :peserta,proses dan lingkungan. Kita harus menimbang elemen elemen ini agar kita bisa memastikan kemana arus pertemuan harus mengalir. Para peserta misalnya, apa yang mereka ketahui tentang problem problem organisasi, sikap sikap mereka sendiri terhadap organisasi, persoalan persoalan yang sedang dihadapi oleh ,organisasi. Adalah mereka terpecah pecah atau apatis, tidak disiplin dan bergairah untuk bertindak. Tentu saja, berkaitan dengan lingkungan kita harus memeriksa kenyamanan (tidakah terlalu bising bagi kita untuk mendiskusikan isu tersebut). Pekerjaan berikutnya adalah para penyelenggara harus memperhitungkan sampai berapa lama pertemuan akan berlangsung. Mereka sendiri para penyelenggara yang harus menentukan tata cara dan agenda yang harus dipatuhi dan dijalankan.

Sebuah pertemuan haruslah cukup dipersiapkan. Agenda pertemuan haruslah merupakan bentuk bentuk persoalan yang krusial, menentukan untuk dianalisa. Maka, penting bagi para peserta untuk disediakan agenda tertulis, berkas berkas yang dibutuhkan, laporan laporan dan lain sebagainya. Para pemimpin pertemuan harus waspada dan mengingat waktu serta pandai pandai memberi jatah waktu bagi setiap pokok persoalan. Ia juga harus menggunakan pendekatan yang persuasif disamping menampakkan gaya yang sedikit emosional. Apabila situasi terjamin, perbedaan pendapat yang kontroversial bisa dipecahkan melalui voting. Dibawah ini adalah Contoh "checklist" guna menjalankan pertemuan yang efektif. Dapatkah kita :
1. Menulis tujuan dari pertemuan ini dalam beberapa kata. Jangan mengadakan pertemuan bila anda tidak bisa.
2. Memperjelas pertemuan ini tipe pertemuan apa? Apakah informasi, pemecahan masalah, pengambilan keputusan. Jika para peserta tidak yakin, pertemuan ini hanya akan berantakan. .

A. Terbuka dan realistis mengenai ?
a. Berapa lama saya siap diri untuk pertemuan ini ?
b. Berapa lama pertemuan ini akan mencapai tujuan ? Coba tetapkan batas waktu yang sesuai.

Selama pertemuan, secara kasar, maka pertemuan tersebut harus" berlangsung melalui jalan jalan sebagai berikut. Kita perlu bertanya :
1. Apakah yang salah? Periksalah fakta dan isu isu yang muncul dari persoalan tersebut.
2. Apakah yang bisa kita 1akukan ? Beberkan semua pilihan bagi tindakan tindakan yang dapat diambil oleh kelompok..
3. Apa yang akan kita kerjakan ? Buatlah keputusan tindakan mana yang akan diambil.

D. Menejemen Konflik :

Sebenarnya, tidak ada cara yang baku untuk menangani konflik. Walaupun demikian, seorang ketua yang tangguh adalah orang yang bisa mengambil beberapa macam cara dalam mengatasi konflik bergantung pada situasi.

Konflik merupakan hal yang tidak bisa dihindarkan dalam organisasi. Para peserta yang terlibat dan bertanggung jawab (commited) senantiasa akan menghasilkan konflik. Hal ini bisa melemahkan dan bisa juga menguatkan kelompok. Di satu pihak, ia bisa menjadi kesempatan munculnya wawasan kreatif, dan hubungan diantara para anggota menjadi semakin akrab. Sedangkan dipihak lain, ia bisa menimbulkan kebencian kekal yang merusak dan luka phisikologis yang dirasakan oleh anggota.

Konflik sendiri bukanlah barang haram, sehingga tujuan organisasi tidaklah untuk melenyapkan konflik. Perhatian kita adalah bagaimana menanganinya. Bila ditangani secara tepat, konflik dapat menjadi sumber pertumbuhan dan perkembangan organisasi. Beberapa penyebab konflik :
1. Perbedaan perbedean dalam kebutahan, nilai nilai dan keinginan keinginan.
2. Perbedaan perbedaan persepsi.
3. Antisipasi yang Berbeda terhadap kemungkinan kalah dan menang.
4. Kegagalan atau ketidakmampuan menyatukan perbedaan dan memberi menerima



E. Tentang Motivasi Kelompok :

Terdapat lima kelas keinginan psikologis yang setiap orang menghendakinya dari hidup dan kerja. Sesuatu yang mendorong orang orang berusaha mencapainya dan bekerja demi hal tersebut. Maka, sebagai organisasi yang progresif kita harus mencoba memenuhi kebutuhan kebutuhan organisasi kita dan kebutuhan orang-orang yang bekerja untuk organisasi.

1. Kebutuhan melangsungLan kehidupan (biological needs), seperti makan, tidur, kawin, istirahat.
2. Kebutuhan akan perasaan aman (needs for security), seperti jaminan, kepastian kerja perlindungan dari orang jahat. Orang tidak bisa akan bekerja dengan baik dan efektif jika disodori ancaman.
3. Kebutuhan menjadi sosial (need to belong).Yaitu merasa diterima orang lain. Dan merasa bagian dari kelompok, membentuk rasa akrab dan perlu terikat.
4. Kebutuhan , dihargai atau dihormati secara wajar (need for recognation). Seperti kebanggaan diri, menilai bagus dirinya sendiri dan menginginkan orang lain berfikir sama. Diakui sebagai pribadi yang mandiri dan tidak tergantung orang lain.
5. Kebutuhan bekerja yang sesuai dengan keinginan (need tor growth). Yaitu mencari pelepasan, bila kita tidak mampu menjalankan kerja persis seperti yang kita maui,aktualisasi diri, untuk berkembang dan belajar lagi.

F. Tentang anggota yang Apatis :

Beberapa alasan alasan umum :
1. Persoalan yang hendak ditangani dan di pecahkan oleh organisasi dianqgap tidak penting buat anggota, atau kurang penting dibanding persoalan lain yang ingin digarap oleh anggota tersebut.
2. Persoalan persoalan tersebut nampak penting bagi anggota akan tetapi ada alasan alasan lain yang mencegah mereka memecahkan persoalan, misalnya takut hukuman apabila mereka berbuat salah, perasaan benci pada anggota lain, ketakutan menyatakan diri untuk menyerang dan merasa ganjil dan merasa tidak aman.
3. Berlarut larut dan mendalamnya pertarungan beberapa anggota yang mendominasi kelompok.
4. Anggota merasa tidak berdaya untuk mempengaruhi keputusan keputusan akhir.

G. Tentang Memonitor efisiensi Kelompok:

Sebuah group perlu membangun mekanisme umpan balik untuk membantu pengurusnya sendiri. Proses seperti melakukan pengumpulan informasi tentang kesenjangan antara apa yang diinginkan oleh group dan apa yang sedang dikerjakan sehingga dapat dibuat koreksi dan sesuai dengan direksinya,

A. Pengumpulan informasi :
1. Apakah tujuan kita ? Apakah kita lurus ataukah menyimpang?
2. Berapa lama kita bekerja atau bergerak ?
3. Apakah kita menggunakaan cara terbaik dalam bekerja?
4. Bekerjakah kita semua ?
5. Apakah kita membuat kemajuan dalam kemampuan kita bekerja bersama .

B. Metode observasi kelompok :
1. Siapa berbicara pada siapa?
2. Siapa yang menyumbang siapa ?
3. Apa yang tengah terjadi dalam group.
a) Suasana umum, seperti formal atau informal, persaingan atau bekerjasama.
b) Kwalitas dan kwantitas pekerjaan yang terselesaikan misalnya, tinggi atau rendah? apakah care kita cakup jelas atau kabur ?
c) Perilaku ketua atau pemimpin. Misalnya, menyokong yang lain atau mendominasi group.
d) Partisipasi,seperti banyak orang berbicara atau hanya sege1intir orang.

H. Mengembangkan Keahlian dan Kecakapan Dalam Kerja Kerja Teknis :

Setiap aspek kerja organisasi memiliki persyaratan-persyaratan teknis, misalnya kerja pendidikan atau training nenuntut penelitian. Di dalam kerja Komisi Organisasi misalnya, kita butuh tempat pertemuan, dan kerja teknis lainnya.

Hal Hal yang detail dan rinci ini jika diabaikan akan menciptakan halangan dan kebingungan dan bahkan frustasi pada beberapa bagian kerja atau bahkan keseluruhan tindakan tindakan atau rencana.Kita harus menciptakan perlengkapan perlengkapan khusus dengan staf yang full time, tanpa ini akan sulit Bagi kita. untuk bekerja dan memfungsikan organisasi secara efektif.

Comments

Popular posts from this blog

Future Tense, Future Continuous Tense, Future Perfect Tense, And Future Perfect Continuous Tense (Versi Indonesia)

PERDEBATAN ANTARA GOLONGAN TUA DAN MUDA MENJELANG PROKLAMASI